Profil Zainab binti Khuzaimah, Istri Kelima Rasulullah berikut ini:
Profil Singkat
Nama
Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah.
Kelahiran
595 M, Mekkah, Arab Saudi
Meninggal
September 625 M, Madinah, Arab Saudi
Pasangan
Muhammad (m. 625 M–625 M)
Orang tua
Khuzayma ibn Al-Harith
Anak
Al-Harith, Amina, Muawiya, Awn, Ibrahim, Suhaykhla, Rabta, Safiya, Khadija, Munqidh
Saudara kandung
Asma’ binti Umais
Di tahun ke-4 Hijrah Rasulullah menikah dengan Zainab binti Khuzaimah. Sebelum dinikahi Nabi Muhammad, Zainab adalah istri Abdullah bin Jahsy. Namun Abdullah bin Jahsy mati syahid saat Perang Uhud yang terjadi tiga bulan setelah dia menikah dengan Zainab.
Kehidupan
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah.[2] Ibunya bernama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah. Berdasarkan asal usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaymah adalah Ummul Masakin. Gelar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah.
Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun menerangkan bahwa Rasulullah saw. menikahinya sebelum dia menikah dengan Maimunah binti al-Harits (r.a), dan ketika itu dia sudah dikenal dengan sebutan Ummul-Masakin sejak zaman jahiliah. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa Zainab binti Khuzaimah terkenal dengan sifat murah hatinya, kedermawanannya, dan sifat santunnya terhadap orang-orang miskin yang dia utamakan daripada kepada dirinya sendiri. Sifat tersebut sudah tertanam dalam dirinya sejak memeluk Islam walaupun pada saat itu dia belum mengetahui bahwa orang-orang yang baik, penyantun, dan penderma akan memperoleh pahala di sisi Allah.
Menikah dengan Rasulullah SAW
Kondisi Zainab Binti Khuzaimah Ra sebelum dinikahi Rasulullah
- Diceraikan suami pertamanya
- Suami keduanya pun meninggal dunia dengan syahid
- Beliau mandul, tidak mempunyai anak
- Tidak termasuk wanita cantik
- Tidak ada seorang sahabat pun yang melamar beliau, atau berusaha menghiburnya.
Rasulullah saw menikahi beliau dengan mahar yang dibayar sebanyak 400 Dirham. Beliau juga dibangunkan rumah/kamar di sisi kamar Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shidiq ra. dan Hafshah binti Umar bin Khattab ra. Rasulullah saw. adalah seorang suami yang sangat penyayang. Beliau memberikan segenap kasih sayangnya kepada wanita yang selalu hidup menderita ini.
Para ulama berselisih pendapat tentang lama waktu kebersamaan Zainab ra. dan Rasulullah saw. Sebagian ulama mengatakan bahwa beliau hidup bersama Rasulullah saw. hanya dua atau tiga bulan, karena tak lama kemudian beliau meninggal dunia.
Beliau adalah satu-satunya isteri Rasulullah saw. yang meninggal di masa hidup Rasulullah saw selain Ibunda Khadijah ra. Tak lama beliau hidup bersama Rasulullah saw. Dan karena pendeknya waktu itu, beliau tidak meriwayatkan sebuah hadits pun dari Rasulullah saw.
Imam Adz-Dzahaby mengatakan, “Tidak ada hadits yang beliau riwayatkan.”
Sedangkan Ath-Thabrany mengatakan, “Ummul Masakin meninggal dunia saat Rasulullah saw. masih hidup. Beliau hanya sebentar hidup bersama Rasulullah saw Beliau meninggal dunia pada bulan Rabi’ul Akhir tahun 4 Hijriah, di Madinah.
Menjadi Ummul-Mukminin
Tidak diketahui dengan pasti masuknya Zainab binti Khuzaimah kedalam rumah tangga Nabi saw, apakah sebelum Perang Uhud atau sesudahnya. Yang jelas, Rasulullah saw. menikahinya karena kasih sayang terhadap umatnya walaupun wajah Zainab tidak begitu cantik dan tidak seorang pun dari kalangan sahabat yang bersedia menikahinya. Tentang lamanya Zainab berada dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah pun banyak terdapat perbedaan. Salah satu pendapat mengatakan bahwa Zainab memasuki rumah tangga Rasulullah selama tiga bulan, dan pendapat lain delapan bulan. Akan tetapi, yang pasti, prosesnya sangat singkat karena Zainab meninggal semasa Rasulullah hidup. Di dalam kitab sirah pun tidak dijelaskan penyebab kematiannya. Zainab meninggal pada usia relatif muda, kurang dari tiga puluh tahun, dan Rasulullah yang menyalatinya.