Zaha Hadid, Sang Arsitek Perempuan Fenomenal Dunia

Zaha Hadid, Sang Arsitek Perempuan Fenomenal Dunia
Zaha Hadid yang kerap dijuluki “Ratu Kurva” merupakan arsitek perempuan dan termuda peraih penghargaaan paling bergengsi di dunia arsitektur, yakni Pritzker Architecture Prize (Foto: New Yorker)

Womenpedia.id – Dunia arsitektur umumnya lekat dengan kaum Adam. Namun, kini bidang tersebut ditekuni pula oleh para perempuan. Dialah Zaha Mohammad Hadid atau akrab disapa Zaha Hadid merupakan aristek keturunan Inggris–Irak.

Karya-karya Zaha yang tidak melulu balok atau kotak alias fleksibel ini dirinya kerap dijuluki “Ratu Kurva”.  Tak heran, keunikan desainnya mengantarkan Zaha menerima penghargaaan paling bergengsi di dunia arsitektur, yakni Pritzker Architecture Prize pada tahun 2004. Hal tersebut sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai arsitek perempuan pertama dan termuda yang pernah meraih penghargaan tersebut.

Tertarik Aristektur Sejak Kecil

Zaha lahir pada 31 Oktober 1950. Dia lahir dari keluarga berada di Baghdad, Irak. Ayahnya, Mohammad Hadid adalah politisi dan Ibunya, Wajiha al-Sabunji merupakan seniman.

Ketertarikan Zaha terhadap dunia aristektur dimulai sejak dia kecil. Ketika saat itu dirinya diajak Ayahnya mengunjungi Sumeria, kota kuno di Irak Selatan. Menurutnya, Sumeria merupakan kota dengan lanskap yang indah.

Kekagumannya terhadap arsitektur tak lantas membuat Zaha belajar arsitektur. Justru, dia mengambil jurusan matematika di American University of Beirut, Lebanon.

Empat tahun kemudian, keluarganya memutuskan pindah ke London, Inggris akibat konflik Iran dan Irak. Di Inggris, Zaha kemudian melanjutkan pendidikan di Architectural Assocation School of Architecture.

Setelah lulus tahun 1977 dan meraih Diploma Prize spesial, ia bekerja di kantor milik gurunya Rem Koolhaas, yakni Office for Metropolitan Architecture.

Kemudian, Zaha mendirikan kantor arsitektur sendiri pada tahun 1980. Desain pertama yang menuai pujian adalah gedung Vitra Fire Station di Jerman yang dibangun pada tahun 1994. Bangunan ini memiliki sudut tajam dan seperti burung terbang.

Setahun setelah kesuksesannya, Zaha hendak undur diri dari dunia arsitektur dan memilih menjadi pelukis atau guru. Hal ini dipicu penolakan Millennium Commision terhadap desain Cardiff Bay Opera House, meski desain itu memenangkan kompetisi.

Beruntung dia mengurungkan niatnya. Terbukti ia memenangkan kompetisi untuk mendesain gedung Rosenthal Center fo Contemporary Art di Cincinnati. Uniknya, gedung museum pertama di Amerika Serikat yang dirancang oleh seorang perempuan.

Pembangunan gedung Rosenthal Center fo Contemporary Art rampung pada tahun 2003 dan dipuji sebagai salah satu gedung Amerika paling penting sejak Perang Dingin.

Desain Bangunan Fenomenal

Zaha yang imajinatif ini memiliki karya tersohor lainnya. Sebut saja, bangunan Heydar Aliyev Center merupakan gedung pusat kebudayaan negara Azerbaijan yang berlokasi di Baku, Azerbaijan. Memiliki desain berbentuk kurva, sudut tajam seperti bergulung pada atap. Pembangunannya dimulai pada tahun 2007 hingga 2012.

Zaha Hadid, Sang Arsitek Perempuan Fenomenal Dunia
Heydar Aliyev Center merupakan gedung pusat kebudayaan negara Azerbaijan yang berlokasi di Baku, Azerbaijan (Foto: My Decorative)

Beralih ke Arab Saudi terdapat King Abdullah Petroleum Studies and Research Center (KAPSARC). Bangunan dengan luas 70.000m2 berisikan ruangan pusat riset, pusat komputer, perpustakaan, ruang pusat konferensi dan mushola yang berlokasi di Riyadh ini dibangun pada tahun 2010-2015. Bangunan dengan desain prisma yang beroperasi sejak 2017 ini telah mendapatkan sertifikasi LEED platinum.

Berlanjut ke Uni Emirat Arab, karya ikonik Zaha Hadid meraih penghargaan Stirling Prize seperti Sheikh Zayed Birdge (Abu Dhabi) yang berkonsep future urban, atau The Opus (Dubai) bangunan hotel mewah berdesain unik yang berlokasi disekitar komplek Burj Khalifah.

Untuk Asia, warisan arsitek Zaha terdapat di Dongdaemin Design Plaza yang bentuknya futuristik di Korea Selatan.

Zaha Hadid, Sang Arsitek Perempuan Fenomenal Dunia
Dongdaemin Design Plaza yang bentuknya futuristik di Korea Selatan (Foto: Pinterest)

Yang terbaru, salah satu venue yang dipersiapkan untuk World Cup 2020, yakni Al Wakrah Stadium.

Rumah Peninggalan Zaha Dibanderol 84,3 Miliar

Zaha meninggal di usia 65 tahun pada 31 Maret 2016 karena serangan jantung.

Namun, ratu arsitektur dunia menjadi pembicaraan khalayak pada tahun 2018 dengan pemberitaan penjualan kondominimun miliknya yang berada di South Beach, Miami dengan harga 5,57 juta dollar AS atau setara Rp 84,3 miliar.

Rumah hasil karyanya memiliki ciri khas Hadid yang menyukai geometris. Kondomium dengan luas 236 meter persegi ini menghadap ke Samudera Atlantik dilengkapi dengan perabotan bernuansa futuristik.

Related posts