White Paper terbaru merekomendasikan kebijakan imunisasi dewasa di Indonesia untuk mencegah Cacar Api. Pelajari pentingnya vaksinasi, dampaknya pada kesehatan dan ekonomi, serta langkah strategis yang perlu diambil pemerintah.
Womenpedia.id – Cakupan imunisasi dewasa di Indonesia masih sangat rendah, hanya 0,5 per 1.000 populasi. Saat ini, imunisasi dewasa belum masuk dalam program nasional sebagaimana imunisasi rutin bagi anak. Kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat tingginya risiko penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, termasuk Cacar Api (Herpes Zoster).
Dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya vaksinasi bagi orang dewasa dan lansia, Kalta Bina Insani (KBI) Consulting & Training telah melakukan kajian yang menghasilkan White Paper berisi rekomendasi kebijakan untuk implementasi program imunisasi dewasa di Indonesia. Kajian ini mencakup tinjauan literatur, analisis data BPJS Kesehatan dari 2015 hingga 2022, serta diskusi dengan pemerintah dan asosiasi medis.
Cacar Api dan Dampaknya di Indonesia
Cacar Api merupakan penyakit akibat reaktivasi virus Varicella-Zoster, yang sebelumnya menyebabkan cacar air. Virus ini tetap berada dalam tubuh dan dapat aktif kembali di kemudian hari, terutama pada orang berusia 50 tahun ke atas atau dengan sistem imun yang lemah.
Berdasarkan analisis klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), ditemukan bahwa 28 dari 10.000 peserta JKNdidiagnosis Cacar Api di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) selama 2015–2022. Sepuluh provinsi dengan kasus tertinggi antara lain Yogyakarta, Bali, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Timur, Sumatera Barat, Gorontalo, Riau, dan DKI Jakarta.
Selain berdampak pada kesehatan, penyakit ini juga menjadi beban finansial yang signifikan. Total klaim tertinggi untuk perawatan Cacar Api di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) terjadi pada tahun 2021, mencapai Rp 19,3 miliar untuk rawat inap dan Rp 7,8 miliar untuk rawat jalan.
Pentingnya Vaksinasi untuk Mencegah Cacar Api
Meskipun Cacar Api tidak menular langsung dari satu individu ke individu lain, penderita dengan ruam aktif dapat menularkan virus kepada orang yang belum pernah terkena cacar air. Komplikasi Cacar Api yang paling umum adalah Nyeri Pascaherpes (NPH), yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Komplikasi lain mencakup gangguan penglihatan, radang otak, dan bahkan kematian pada kasus tertentu.
Untuk mencegah penyebaran dan dampaknya, vaksinasi menjadi solusi utama. Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI telah merekomendasikan vaksin Herpes Zoster untuk orang dewasa berusia ≥50 tahun dan individu ≥18 tahun dengan sistem imun yang lemah. Sayangnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi ini masih rendah.
Rekomendasi Kebijakan dari White Paper
White Paper yang dihasilkan dari kajian KBI Consulting merekomendasikan beberapa langkah strategis, di antaranya:
- Integrasi imunisasi dewasa dalam program nasional untuk meningkatkan cakupan vaksinasi.
- Edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya Cacar Api dan pentingnya vaksinasi bagi kelompok berisiko.
- Kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan swasta untuk memperluas akses vaksin bagi masyarakat.
- Penguatan sistem pelaporan dan data penyakit agar dapat mengidentifikasi kelompok rentan dengan lebih akurat.
Menurut Reswita Dery Gisriani, Communication, Government Affairs & Market Access Director GSK Indonesia, investasi dalam vaksinasi dewasa tidak hanya meningkatkan kualitas hidup tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang positif. Setiap investasi €1 dalam vaksinasi dewasa di Eropa telah terbukti menghasilkan pengembalian €4, berkat peningkatan produktivitas dan penurunan biaya kesehatan.
Sebagai bentuk dukungan terhadap edukasi masyarakat, GSK Indonesia terus mengembangkan akses informasi melalui platform digital seperti Instagram @AyoKitaVaksin dan situs edukasi www.kenalicacarapi.com.
Dengan jumlah populasi lansia di Indonesia yang terus meningkat dan risiko penyakit menular yang masih tinggi, vaksinasi dewasa harus menjadi prioritas. Rekomendasi dalam White Paper ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan imunisasi yang lebih komprehensif. Dengan langkah preventif yang tepat, Indonesia dapat mengurangi angka kesakitan, beban ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.