Jakarta – Junior Doctors Network (JDN) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menggelar webinar yang mengangkat pentingnya analisis Big Data dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Webinar yang berlangsung pada Jumat, 29 September 2023, mendapatkan perhatian besar dari tenaga medis dan tenaga kesehatan yang ingin memahami peran big data dalam sektor kesehatan.
Webinar ini bertajuk “Analisis Big Data sebagai Upaya Akselerasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan” dan bertujuan untuk memberikan wawasan tentang potensi besar yang dimiliki data besar (big data) dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan di Indonesia. Para peserta diajak untuk memahami bagaimana data-data besar yang terkumpul, seperti catatan kesehatan elektronik dan data lainnya, dapat diolah dan dianalisis untuk mendukung diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit.
Dalam sambutannya, Chairman JDN IDI, dr. Tommy Dharmawan, Sp.BTKV, Ph.D., menyatakan bahwa big data adalah “new oil” bagi pelayanan kesehatan. Ia juga berharap, potensi besar ini dapat menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pengelolaan big data kesehatan di negeri sendiri. Selain itu, dr. Tommy juga menyampaikan materi mengenai etika dalam praktik kedokteran.
Narasumber pertama, Dr. dr. Aria Kekalih, MIT, Kepala Divisi Epidemiologi dan Biostatistik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), memberikan pengantar mengenai analisis big data dalam perspektif seorang dokter. Ia menjelaskan karakteristik penting dari big data, termasuk volume, kecepatan (velocity), variasi (variety), keabsahan (veracity), dan nilai (value). Dr. Aria juga menguraikan tahapan pengolahan data besar yang melibatkan machine learning, yang mencakup data capture, data cleaning, data labeling, model building and testing, hingga implementasi dalam dunia nyata. Penggunaan big data ini telah membantu dalam diagnosis penyakit mata, interpretasi hasil radiologi, dan prediksi penyakit tertentu.
Narasumber kedua, Enrico Laoh, MSIE, GcBAnDS, seorang peneliti analisis kesehatan di Oklahoma State University, berbicara dari perspektif pakar big data dan kecerdasan buatan (AI). Ia menekankan pentingnya pengembangan model AI yang kuat dan dapat diinterpretasikan. Model-model ini harus dapat digunakan secara luas dan memberikan hasil yang mudah dimengerti oleh pengguna. Menghadapi data yang bervariasi dalam bidang kesehatan, Enrico juga mencatat tantangan dalam mengelola data yang tidak terstruktur, seperti catatan medis. Ia juga menekankan pentingnya sertifikasi etika bagi teknisi analisis big data.
Webinar ini diakhiri dengan pesan penting dari kedua narasumber, yang menekankan peran kolaborasi dalam memaksimalkan potensi analisis big data di bidang kesehatan. Dr. Aria menekankan pentingnya merapikan data kesehatan yang ada, sementara Enrico mengajak untuk kolaborasi antar fakultas guna menciptakan aplikasi AI yang bermanfaat dalam analisis big data kesehatan.
Rekaman lengkap dari webinar dapat dilihat disini, memberikan kesempatan bagi para peserta baik tenaga medis maupun awam yang tidak dapat menghadiri acara tersebut untuk tetap mendapatkan wawasan tentang potensi besar big data dalam dunia kesehatan. (Hafiz)