Pemberian Vaksin Booster Tekan Kasus Omicron

Ilustrasi pemberian vaksin booster (Foto: business insider)_Womanspedia
Ilustrasi pemberian vaksin booster (Foto: business insider)_Womanspedia

Sejak ditemukannya kasus pertama Omicron pada 27 November 2021, jumlah kasus Omicron semakin bertambah. Untuk menekan pertambahan kasus varian baru tersebut, dr. Siti Nadia Tarmizi menyarankan dilakukan suntikan booster.

Womenpedia.id – Diakui oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid bahwa terjadi penambahan kasus Omicron di Indonesia.

Penularan Omicron Sangat Cepat

“Penambahan kasus terus terjadi dan per 14 Januari 2022 tercatat 572 kasus Omicron di Indonesia, di mana 455 merupakan kasus impor dan 117 kasus transmisi lokal,” tutur dr. Siti Nadia saat berbincang dalam Webinar Indonesia Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries, dikutip Minggu (16/1/2022).

Ilustrasi varian Omicron (Foto: NBC News)_Womanspedia
Ilustrasi varian Omicron (Foto: NBC News)_Womanspedia

 

Read More

Meski gejala varian Omicron virus SARS-Cov-2 ini cenderung tidak bergejala, bergejala ringan dan menyebabkan gejalan ringan pada penderita COVID-19, ternyata penularannya sangat cepat.

Ia menjelaskan, bukan hanya di Indonesia, tapi hampir di seluruh masyarakat di dunia dihadapkan pada tantangan bahwa penularan varian Omicron ini lebih cepat daripada varian Delta.

“Gejala yang ditimbulkan itu cenderung tidak bergejala dan gejalanya sangat ringan, batuk, pilek akan hilang dengan sendiriannya. Justru, fenoma ini menunjyukkan bahwa semua pihak harus tetap waspada terhadapan ancaman COVID-19 di masa depan,” tandas dr. Siti Nadia.

Diperlukan Vaksin Booster  

Menilik hal tersebut, perkembangan pandemi COVID-19 perlu diatasi bersama dengan kolaborasi antaar pemerintah, akademisi, asosiasi profesional, dan swasta.

“Peran para peneliti sangat penting dalam menghadapi pandemi ini dan kami sangat mengapresiasi inisiatif dari SINOVAC melalui simposium antar institusi ini sebagai kesempatan untuk berbagi wawasan,” ujarnya.

dr. Siti Nadia saat berbincang dalam Webinar Indonesia Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries (Foto: Istimewa)_Womanspedia
dr. Siti Nadia saat berbincang dalam Webinar Indonesia Congress Symposium on Combating COVID-19 Pandemic without Boundaries (Foto: Istimewa)_Womanspedia

 

Dalam kesempatan tersebut, dr. Siti Nadia juga mengajak masyarakat untuk melihat manfaat dari vaksin booster.

“Melihat efektivitas booster dalam mengurangi tingkat keparahan covid-19 dan perawatan di RS, pemerintah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas booster gratis yang telah tersedia,” pungkasnya.

Manfaat Vaksin Booster

Dikutip dari covid19.go.id, menurut Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito membedakan terlebbih dulu mengenai vaksinasi booster berbeda dengan istilah vaksinasi tambahan (additional dose) yang mungkin dibutuhkan saat imunitas individu tidak terbentuk dengan cukup setelah vaksinasi primer. Yang umumnya ditemukan pada penderita gangguan kekebalan tubuh.

Prof. Wiku menjelaskan alasan penting vaksinasi booster dilakukan dilihat dari dua sisi, yakni:

Kesehatan

Pertama, kecenderungan penurunan jumlah antibodi sejak 6 bulan pasca vaksinasi terutama di tengah kemunculan varian-varian covid-19 baru termasuk varian Omicron. Merujuk studi meta analisis dan analisis regresi oleh Fekin dkk tahun 2021, diketahui bahwa efektivitas 4 vaksin yang sudah mendapatkan EUL dari WHO mengalami penurunan aktivitas sebesar 8% dalam 6 bulan terakhir pada seluruh kelompok umur. Dalam kurun waktu yang sama kepada orang dengan usia 50 tahun keatas, terjadi penurunan efektivitas vaksin sebesar 10% dan 32% untuk mencegah kemunculan gejala.

kedua, sebagai bentuk usaha adaptasi masyarakat hidup dimasa pandemi COVID-19 demi kesehatan jangka panjang. Dan ketiga, memenuhi hak setiap orang Indonesia utk mengakses vaksin demi perlindungan diri dan komunitas.

Ekonomi

Sementara dari sisi ekonomi, dengan kondisi kasus yang dapat ditekan dapat mencegah kemunculan gelombang baru. Sehingga aktivitas masyarakat akan semakin felskibel dengan catatan tetap berada dalam koridor penerapan protokol kesehatan ketat.

Related posts