The Cooler Earth Sustainability Summit 2023: Membahas Bursa Karbon dan Energi Hijau

The Cooler Earth Sustainability Summit 2023: Membahas Bursa Karbon dan Energi Hijau_womenpedia.id
Istimewa

Womenpedia.id – Pada acara The Cooler Earth Sustainability Summit 2023 yang diadakan di Jakarta, 13 September 2023 yang diselenggarakan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menyoroti isu-isu penting dalam mewujudkan keberlanjutan ekonomi, termasuk regulasi yang mendukung bisnis hijau dan insentif yang adil bagi energi bersih.

The Cooler Earth Sustainability Summit 2023 menghadirkan narasumber kehormatan yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Menko Marves RI) Luhut Binsar Pandjaitan dan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia (Wamenkeu RI) Suahasil Nazara.

Narasumber berikutnya Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman; Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem Perusahaan Listrik Negara (PLN) Evy Haryadi; serta Ketua Bidang Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Eka Satria. Turut hadir dalam acara ini Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan dan Presiden Komisaris CIMB Niaga Didi Syafruddin Yahya bersama anggota Dewan Komisaris, jajaran Direksi, serta senior leaders CIMB Niaga.

Tema acara ini adalah “Sustainability in Action: Opportunities for a Better Tomorrow in Indonesia.” Kegiatan ini mengumpulkan para pakar dan pemangku kepentingan dari berbagai industri. Mereka bertemu untuk memaparkan dan berdiskusi tentang peluang bisnis dalam era transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Read More

Selain itu, mereka juga mendukung program pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim, mendorong pembangunan berkelanjutan, dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca hingga mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, sebagaimana tercantum dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia.

Sejumlah narasumber dan pembicara telah memberikan wawasan yang berharga tentang tantangan dan peluang dalam mewujudkan ekonomi hijau.

“Acara ini tidak hanya menjadi panggung bagi para pemimpin bisnis, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah, tetapi juga menjadi ajang bagi perusahaan-perusahaan terkemuka untuk berbagi pandangan mereka tentang ekonomi berkelanjutan,” kata Lani di Jakarta Jumat (13/9) lalu.

Pada saat itu, sejumlah pertanyaan yang relevan telah diajukan oleh para peserta acara. Salah satunya datang dari Iwan, seorang peserta yang ingin memahami mekanisme bursa karbon lebih dalam.

Ia bertanya, “saya melihat ada empat mekanisme bursa, salah satunya adalah marketplace. Nah, saya melihat ini adalah demokratisasi dari bursa itu untuk sampai ke retail. Namun, saya melihat ada bahwa bursa ketika kita beli menebus dosa karbon kita kemudian ada pohon di bawah bahwa kita bisa menanam pohon gitu. Nah, detail mekanismenya seperti apa ya, Pak?”

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, memberikan jawaban yang informatif. “Saya pikir di bursa karbon kita agar berbeda dengan bursa saham yang ada di mana proses persiapannya dilakukan di Bursa Efek. Kalau saham, ketika perusahaan mau ke publik, di-review di Bursa. Nah, ini memang agak berbeda di Bursa karbon, di mana proses IPO atau Initial Public Offering-nya itu dilakukan lewat sistem registrasi nasional,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa semua pemilik sertifikat karbon harus didaftarkan ke dalam sistem registrasi nasional, yang juga melibatkan Kementerian Sumber Daya Manusia (SDM). Ini menjadi dasar bagi perhitungan kuota karbon yang dimiliki oleh lembaga Indonesia.

“Kemudian, semua spesifikasi produk yang terdaftar di bursa karbon juga akan diverifikasi oleh lembaga verifikator yang independen,” kata Iman.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam bursa karbon, semua pemilik sertifikat karbon harus mendaftar ke dalam sistem registrasi nasional. Semua produk yang terdaftar harus diverifikasi oleh lembaga verifikator yang independen.

Selanjutnya, Evy Haryadi, menekankan pentingnya kerjasama dalam mewujudkan transisi energi hijau. Ia menyebutkan bahwa upaya untuk mengatasi isu perubahan iklim dan polusi udara memerlukan kolaborasi antara pemerintah, BUMN, perusahaan swasta, dan masyarakat.

Setelah sesi diskusi yang penuh wawasan, Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei memberikan apresiasi kepada para pembicara atas kontribusi mereka dalam acara ini. Ia menggarisbawahi pentingnya kerjasama untuk mencapai target-target lingkungan yang ambisius.

Acara ini membuka peluang bagi peserta untuk memahami lebih dalam tentang bursa karbon, transisi energi, dan peran masing-masing pihak dalam mewujudkan ekonomi hijau.

“Terima kasih kepada para pembicara, para peserta, dan Bank CIMB Niaga atas dukungannya dalam acara ini,” kata Fransiska Oei.

Acara ini juga menampilkan berbagai topik penting terkait dengan keberlanjutan ekonomi dan mempromosikan kolaborasi dalam upaya mencapai tujuan keberlanjutan di Indonesia.

Dalam pidato kunci Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi The Cooler Earth Sustainability Summit 2023 ini dan memberikan dampak positif bagi lingkungan.

“Semoga acara ini terus memberikan inspirasi dan panduan bagi upaya mencapai keberlanjutan ekonomi yang lebih baik,” katanya.

Sejak 2019, The Cooler Earth Sustainability Summit hadir sebagai misi CIMB Niaga untuk memobilisasi komitmen dan tindakan kolektif untuk membentuk masyarakat yang bertanggung jawab dan planet yang lebih layak huni.

Melalui tema yang dibawakan tahun ini, CIMB Niaga akan lebih berfokus pada langkah-langkah yang perlu diambil untuk memanfaatkan isu-isu berkelanjutan dalam menjalankan bisnis, mengatasi tantangannya, sekaligus menangkap peluang baru yang hadir melalui keberlanjutan.

“Ke depan kami akan terus mendorong penerapan model bisnis berkelanjutan dan green investment oleh pelaku usaha di Indonesia, karena implementasi sustainability tidak dapat hanya dilakukan oleh Bank, namun harus melibatkan semua pihak untuk berkolaborasi, sehinga semakin banyak yang menerapkan bisnis berkelanjutan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Fransiska.

Sebagai upaya nyata untuk mendukung keberlanjutan, per Juni 2023, CIMB Niaga telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan, termasuk pembiayaan UMKM, sebesar Rp51,50 triliun atau setara dengan 25% dari total pembiayaan Bank. Total porsi pembiayaan hijau sebesar Rp32,51 triliun atau setara dengan hampir 16% dari total pembiayaan Bank.

Selain konferensi, rangkaian acara The Cooler Earth Sustainability Summit di Indonesia juga dilakukan dengan kegiatan workshop bertema “Waste Innovation to Upcycled Merchandise” bersama Liberty Society, pada 16 September 2023.

Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah positif keberlanjutan, di mana limbah kertas Bank didaur ulang kembali, sehingga memiliki nilai ekonomis yang dapat digunakan menjadi merchandise atau hadiah bagi nasabah maupun karyawan.

Related posts