Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan fungsi jantung sebagai akibat dari penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyakit ini terjadi karena adanya penumpukan plak kolesterol pada dinding pembuluh darah koroner (ateroskelosis). WHO mencatat, penyakit jantung menjadi penyebab kematian global peringkat 1 di dunia dan diperkirakan angka kesakitan dan kematian akan semakin meningkat disetiap tahunnya.
Gaya hidup tidak sehat menjadi pemicu yang berperan besar dalam peningkatan kasus ini. Sebagai contoh, kebiasaan masyarakat yang menjadikan makanan serba instan (junkfood) sebagai pilihan menu utama setiap harinya. Makanan siap saji memang sangat nikmat dilidah tapi siapa sangka jika efeknya begitu buruk bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Dengan konsumsi makanan junkfood seperti burger, pizza, ayam goreng, jeroan dan gorengan dll akan sangat berpengaruh pada lonjakan kadar kolesterol dalam darah.
Kolesterol diibaratkan seperti pedang bermata dua disatu sisi bermanfaat bagi tubuh tetapi disisi lain dapat menyebabkan terbentuknya plak di pembuluh darah tidak terkecuali pembuluh darah koroner. Sebuah studi Systematical Review, Jama 2012, menunjukkan bahwa kadar Low Density Molecule (LDL) yang semakin tinggi berpengaruh pada tingginya resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Bagaimana perjalanan penyakit ini terjadi?
Gambar 1. Proses penumpukan plak dipembuluh darah koroner
Seperti yang kita ketahui bahwa pada prosesnya yang berperan mengangkut lemak jenuh ke jaringan tubuh adalah molekul lipoprotein LDL. Molekul ini dikenal sebagai faktor penting penyebab terjadinya penumpukan plak di pembuluh darah. Karena ukurannya yang sangat kecil, menjadikan partikel ini sangat mudah menembus lapisan terbawah (tunika intima) dan menyebabkan cedera dinding pembuluh darah.
Gambar 2. Penyumbatan plak dipembuluh darah koroner
Gambar diatas menunjukkan adanya penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah yang memudahkan terbentuknya plak kolesterol di dinding pembuluh darah. Penumpukan plak ini nantinya akan menuju ke pembuluh-pembuluh darah kecil seperti pembuluh darah koroner yang menyebabkan aliran darah terhambat. Singkatnya, karena terhalangnya aliran darah koroner menyebabkan tidak adanya pasokan darah dan oksigen. Pada keadaan inilah penderita secara tiba-tiba mengalami serangan jantung.
Abnormalitas kadar LDL dalam darah menjadi parameter penting terhadap pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah. Hal ini diperkuat dengan adanya studi kajian ilmiah lainnya mengenai efficacy and safety of futher lowering of LDL in patient starting with very low levels. Penelitian lebih lanjut menjelaskan bahwa dengan menurunkan kadar LDL dibawah 70 mg/dl dapat juga menurunkan resiko penyakit jantung bahkan pada usia lanjut diatas 70 tahun. Maka dari itu sangat penting untuk mengontrol kadar LDL dalam darah khususnya pada kelompok lansia.
LDL yang berlebihan dalam tubuh tentunya dapat diatasi dengan obat penurun kolesterol yang efektif, aktifitas fisik yang rutin dan konsisten serta reduksi makanan lemak jenuh dan mengganti dengan makanan sehat. Studi mutakhir juga dipaparkan oleh dr. Simon Salim,Sp.PD,K-KV dalam seminar PAPDI, Minnesota Coronary Experiment bahwa adanya bukti yang cukup kuat, apabila kita mengganti posisi lemak di makanan dengan asam linoleic (omega 6) akan dapat menurunkan kadar kolesterol. Makanan yang kaya omega 6 terdapat pada kacang-kacangan, daging sapi, minyak kedelai dan masih banyak lagi.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa abnormalitas kadar LDL dalam dalam darah secara umum berpengaruh pada peningkatan resiko penyakit jantung koroner.
Referensi :
PAPDI Webinar : Current Update Dyslipdemia 2021
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI 2014