Ratu Wilhelmina, Pemimpin Perempuan Inspiratif dari Belanda

Ratu Wilhelmina, Pemimpin Perempuan Inspiratif dari Belanda_womanspedia.com
Ratu Wilhelmina/Istimewa

Ratu Wilhelmina adalah sosok perempuan tangguh yang membawa negaranya melewati Perang Dunia I dan II. Dia putri dari Raja William III dan istri keduanya, Emma dari Waldeck-Pyrmont yang hadir di dunia pada 31 Agustus 1880. Ratu Wilhelmina bertahta sejak tahun 1890-1948.

Fakta Singkat Ratu Wilhelmina

Nama Lengkap

Wilhelmina Helena Pauline Maria

Lahir

Read More

Den Haag, Belanda, 31 Agustus 1880

Jabatan

Ratu Belanda  1890 – 1948

Ratu Wilhelmina, Pemimpin Perempuan Inspiratif dari Belanda

Pewaris Tahta Kerajaan

Ketika usianya masih balita, tepatnya empat tahun, Wilhelmina menjadi pewaris tahta Belanda setelah saudara tiri dan paman buyutnya meninggal dunia. Sebelumnya, Raja William memiliki tiga putra dari penikahan pertama, namun semuanya meninggal.

Wilhelmina naik tahta pada usia 10 tahun. Namun, karena harus menunggu usia 18 tahun, ibunya terlebih dulu menggantikannya. Wilhelmina menyandang posisi sebagai ratu setelah Ayahnya meninggal pada 23 November 1890.

Kemudian, dia dilantik pada 6 September 1898 di Nieuwe Kerk Amsterdam. Pada 7 Februari 1901, ia menikah dengan Pangeran Henry dari Mecklenburg-Schwerin (1876-1934). Ia melahirkan putri bernama Juliana pada 30 April 1909 setelah mengalami dua kali keguguran dalam 8 tahun pernikahan.

Ratu Wilhelmina, Pemimpin Perempuan Inspiratif dari Belanda

Dihormati Dunia

Di bawah pemerintahan Ratu Wilhelmina, aturan politik Belanda tidak berubah. Tetap Kerajaan berada di atas kepentigan publik. Ketika itu Ratu Wilhelmina memerintahkan kapal perang belanda ke Afrika Selatan untuk menyelamatkan Paul Kruger, Presiden Trnsvaal yang diperangi.

Sikapnya itu menuai dirinya mendapatkan status internasional dan mendapatkan rasa hormat serta kekaguman dari orang-orang di seluruh dunia. Perang dunia Ketika Jerman menginvansi Belanda pada 10 Mei 1940, Wilhelmina mengeluarkan maklumat kepada negaranya tentang “protes yang menyala-nyala”.

Sepanjang perang, dia menyerukan kepada rakyatnya melalui Radio Orange untuk mempertahankan semangat mereka sampai kemerdekaan bangsa, dan dia disambut kembali dengan antiusias oleh rakyatnya hingga kependudukan Jerman di Belanda berakhir pada 1945.

Sebelum pecahnya Perang Dunia I, seperti yang dilansir dari New World Encyclopedia Wilhelmina muda mengunjungi Kaiser Wilhelm II dari Jerman yang kuat, yang membual kepada ratu. Selama Perang Dunia I, ia berperan dalam menjaga netralitas Belanda di panggung politik dunia.

Turun Tahta

Pada 4 September 1948, Wilhelmina turun takhta, setelah memimpin selama 57 tahun dan 286 hari. Kepemimpinan Wilhelmina tercatat lebih lama dari raja Belanda lainnya dan membawa negaranya melewati krisis Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Kepemimpinananya telah memutus hubungan Belanda dengan Luksemburg, yang menerapkan undang-undang yang melarang kepemimpinan dari seorang wanita. Wilhelmina mengundurkan diri dan mewariskan mahkotanya kepada putrinya Juliana dan memilih berada di Istana Het Loo.

Saat itu, pengaruh kerajaan Belanda sudah mulai menurun, tapi negara tetap mencintai keluarga kerajaan. Wihelmina tutup usia pada 28 November 1962 di Istana Het Loo. Ia dimakamkan di ruang bawah tanah Keluarga Kerajaan Belanda di Nieuwe Kerk di Delft, pada 8 Desember. (Mit)

Related posts