Presiden Perempuan Pertama Di Dunia

Presiden Perempuan Pertama Di Dunia
Istimewa

Presiden perempuan pertama di dunia yang bisa mengenspirasi kau perempuan, siapa dia? simak berikut ini.

Womenpedia.id – Menduduki jabatan sebagai presiden pastinya tidaklah mudah, sebab menjadi seorang presiden memilik tugas sebagai kepala pemerintahan yang memegang kekuasaan tertinggi sekaligus sebagai kepala negara dalam suatu negara. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari.

Nah, berhubungan dengan presiden kali ini kita akan membahas mengenai siapa presiden perempuan pertama di dunia? simak berikut ini:

Presiden Perempuan Pertama Di Dunia

Presiden Perempuan Pertama Di Dunia
Istimewa

 

Read More

 

Isabel Perón atau Isabel Martínez de Perón, née María Estela Martínez Cartas lahir pada 4 Februari 1931 di La Rioja, Argentina. Orangtuanya, Maria Josefa Cartas Olguin dan Carmelo Martinez. Isabel merupakan politikus Argentina yang menjabat sebagai presiden Argentina pada tahun 1974 hingga 1976. Dia adalah istri ketiga Presiden Juan Perón dan menjabat sebagai wakil presiden (1973–74) dalam pemerintahannya.

Isabel lahir dari keluarga kelas menengah ke bawah. Ia bertemu Juan Perón pada tahun 1955 atau 1956 dan, melepaskan karirnya di bisnis pertunjukan lalu menjadi sekretaris pribadi Juan dan menikah pada 1961. Isabel mengunjungi Argentina beberapa kali pada 1960-an dan awal 70-an untuk memberi dukungan untuk suaminya.

Masa jabatannya ditandai dengan kekerasan politik dan ketidakstabilan ekonomi sampai dia akhirnya digulingkan oleh militer. Sejak kematian Carlos Menem pada 14 Februari 2021, Perón adalah mantan presiden perempuan Argentina tertua yang masih hidup.

Prestasi

Presiden Perempuan Pertama Di Dunia
Istimewa

Isabel Peron adalah presiden perempuan pertama Argentina. Melansir dari Prezi.com, meskipun  kepresidenannya tidak begitu sukses, ia telah membuka jalan bagi para perempuan untuk memiliki kesempatan untuk lebih terlibat dengan politik, dan memiliki sedikit suara.

Rezim Isabel

Pemerintahan Isabel harus menerima warisan berupa gejolak inflasi, kerusuhan buruh, dan kekerasan politik. Dia berupaya menyelesaikan masalah dengan menunjuk menteri kabinet baru, mencetak uang untuk membayar utang luar negeri, dan dibujuk untuk menyatakan keadaan darurat.

Pembunuhan akibat masalah politik terus meningkat, termasuk pembunuhan terhadap Kepala Polisi Buenos Aires Alberto Villar dan istrinya.

Isabel mulai kehilangan dukungan publik setelah serangkaian pembunuhan bermotif politik. Persahabatannya dengan Menteri Kesejahteraan Sosial Jose Lopez Rega yang terlibat korupsi makin menambah citra buruk padanya.

Militer mendesaknya untuk mundur, namun dia dengan keras kepala menolak. Situasi ekonomi dan politik kian memburuk. Pada 24 Maret 1976, dia ditangkap oleh perwira angkatan udara dan ditahan sebagai tahanan rumah selama lima tahun. Pada 1981, dia dihukum atas tindakan korupsi, kemudian dibebaskan pada musim panas tahun itu dan Isabela pergi ke pengasingan di Spanyol.

Related posts