Womenpedia.id – LAKON Store kembali membuktikan komitmennya dalam mengangkat identitas budaya Indonesia ke panggung fashion nasional. Melalui pertunjukan runway bertajuk “P.S. I Love You” di ajang Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) 2025/2026 di Summarecon Mall Serpong, LAKON mengajak lima brand lokal untuk mengejawantahkan cinta dalam bentuk yang paling tulus dan beragam.
Alih-alih sekadar memamerkan koleksi busana, pertunjukan ini menjadi ruang kontemplatif yang mengajak penonton untuk menyelami spektrum emosi manusia dari rindu, ketenangan, kekuatan, hingga cinta yang tak bersuara. Lakon menjahit narasi itu bersama Oxford Society, KYRRA, by Dree, Saroengan, dan Senja Sore, masing-masing menyuguhkan satu sisi cinta dalam format visual dan tekstil yang autentik.
“P.S. I Love You bukan hanya fashion show, ini adalah surat cinta terbuka kepada manusia, kepada budaya, kepada diri sendiri,” ujar perwakilan Lakon Store konferensi pers di Tangerang, Sabtu (2/8).
Foto Andi Mardana

Oxford Society – “Undeserved Love”
Membuka pertunjukan, Oxford Society menghadirkan koleksi Undeserved Love yang menampilkan busana formal dan preppy dengan sentuhan emosional yang tenang namun kuat. Gaya tailoring klasik dipadukan dengan siluet lembut dan motif mawar merah sebagai simbol kasih tanpa syarat.
“Undeserved Love adalah refleksi dari kasih yang diberikan tanpa syarat. Sebuah cinta yang tenang namun penuh makna,” ujar Brian Sutedja, pendiri Oxford Society. “Kami ingin menunjukkan bentuk cinta yang tetap diberikan meski tidak diminta.”
KYRRA dan Oase di Tengah Kota
KYRRA mengajak penonton merenung melalui koleksi Oasean, terinspirasi dari oasis di tengah kekacauan urban. Warna biru muda dan kuning lembut dipadu dengan potongan blazer dan vest yang mencerminkan kekuatan feminin dalam balutan ketenangan.
“Oasean adalah penghiburan di tengah kekacauan. Seperti oasis dalam padang gersang,” tutur Imelda Hartono, pendiri KYRRA. “Motif kami dikembangkan dari awal dan dicetak bersama artis lokal, menjadi simbol perlindungan dan ruang aman bagi perempuan urban.”
by Dree: Merayakan Kerinduan dan Kesetaraan
Dalam kolaborasi dengan by Dree, Lakon menampilkan koleksi Saudade, yang menyuarakan kerinduan akan ruang, kebebasan, dan kesetaraan bagi perempuan Indonesia. Potongan asimetris dan penggunaan denim menjadi representasi kekuatan dan kenyamanan yang abadi.
“Saudade berarti kerinduan yang manis. Koleksi ini adalah refleksi rindu akan kesetaraan,” kata Dree, pendiri by Dree. “Kami ingin menyampaikan bahwa setiap perempuan layak melangkah dengan penuh percaya diri, membalut dirinya dengan semangat, bukan sekadar gaya.”
Saroengan dan Bayangan Tradisi
Koleksi Bayang dari Saroengan menjadi simbol kebangkitan tradisi yang lama terpinggirkan. Sarung, yang dahulu identik dengan pakaian rumahan, kini dihadirkan sebagai simbol kebanggaan budaya dalam siluet modern dan timeless.
“Bayang adalah bentuk cinta terhadap tradisi yang ingin dilahirkan kembali dari bayang-bayang menjadi nyata,” ucap Yaafi Yulio, pendiri Saroengan. “Kami ingin generasi muda tidak sekadar mengenakan sarung, tapi memahami makna di baliknya.”
Senja Sore: Bara yang Diam-diam Membakar
Menutup pertunjukan, Senja Sore mempersembahkan BARA, koleksi emosional yang menggambarkan cinta sebagai bara – tidak selalu tampak, tapi terus menyala. Warna merah dan hitam dipilih untuk melambangkan cinta yang bergelora sekaligus hening.
“Barang bukan hanya tentang cinta yang berapi-api, tapi juga cinta yang dewasa dan hening,” kata Kezia Grace, Co-Founder Senja Sore. “Kami ingin menyampaikan bahwa cinta tidak harus meledak-ledak, tapi bisa dalam, sunyi, dan tetap kuat.”
Lebih dari Sekadar Mode
Kolaborasi ini menunjukkan bahwa fashion bisa menjadi media untuk berbicara tentang emosi, sejarah, dan aspirasi. Dari rindu, tenang, diberkati, bayang, hingga bara – setiap brand ini menunjukkan bahwa cinta memiliki spektrum yang luas.
Dalam sebuah era ketika industri mode kerap terjebak dalam glamor dan permukaan, pertunjukan P.S. I Love You menjadi pengingat bahwa busana bisa lebih dari sekadar gaya. Ia bisa jadi bahasa, bisa jadi doa, dan bisa jadi cinta yang dikenakan dengan penuh makna.