Batuk kini tidak dapat dianggap enteng di masa pandemi COVID-19, terutama batuk kering. Sebab, batuk kering dan sakit tenggorokan menjadi dua gejala varian Omicron yang paling banyak dikeluhkan pasien. Oleh karena itu, gejala batuk ini memerlukan terapi simtomatik batuk dengan bahan herbal.
Womenpedia.id – Kini Indonesia tengah mengalami gelombang ke-3 COVID-19 dengan varian Omicron. Dikutip dari Covid.go.id, Kemenkes RI menyebutkan bahwa gejala Omicron tidak separah varian Delta, namun varian Omicron ini lebih mudah menyebar dengan gejala umum seperti demam, batu, flu, dan sakit tenggorokan.
Batuk Kering Jadi Pertanda Gejala Omicron
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyebutkan batuk kering dan sakit tenggorokan (tenggorokan gatal) merupakan keluhan tersering. Selain itu, gejala lain berupa kelelahan, sakit kepala, pilek atau demam.
Menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal), umumnya batuk kering disebabkan oleh varian Omicron.

“Namun, pasien sulit mengidentifikasi karena ada dahak yang sulit dikeluarkan dan kemudian dianggap sebagai batuk kering,” imbuhnya.
Legakan Jalan Napas dengan Terapi Simtomatik
Dokter Inggrid menyebutkan bahwa batuk sebagai suatu refleks dari tubuh kita, yakni sistem pernapasan yang bertujuan mengosongkan jalan napas dari partikel benda asing, mikroba, bahan iritan (misalnya asap dan debu), cairan dan mucus.
Sementara itu, ia melanjutkan, untuk melegakan jalan napas menggunakan terapi simtomatik. Terapi ini dilakukan untuk keluhan sementara karena fokus mengobati sesuai dengan gejala yang ada.
“Ketika batik, sebaiknya banyak minum air putih hangat. Mandi dengan air hangat. Jauhi iritan seperti asap rokok. Bila dalam tiga hari belum reda, maka konsultasikan ke dokter,” ujar dr. Inggrid.
Gunakan Obat Herbal
Berpijak dari seruan Kementerian Kesehatan RI melalui surat edaran No. HK.01.07/Menkes/187/2017 juga menganjurkan konsumsi tanaman obat jahe, jeruk nipis, dan kencur untuk memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, dan perawatan kesehatan termasuk pada masa kedaruratan kesehatan masyarakat atau bencana nasional COVID-19.
Senada dengan anjuran Kemenkes, dr. Inggrid mengatakan, “Herbal seperti jahe, jeruk nipis, kencur, daun mint ampuh meredakan batuk dan melegakan tenggorokan karena memiliki sifat antitusif (meredakan dan menekan batuk) dan bekerja sebagai ekspektoran yang membantu mengeluarkan dahak dari paru-paru.”
Dokter Inggrid menjelaskan bahwa jahe dan kencur memiliki sifat antioksidan, antiradang dan antinosiseptif yang akan menenangkan tenggorokan, meredakan nyeri dan meredakan radang tenggorokan juga sifat antihistamin untuk meredakan alergi, dan antitusif sekaligus ekspektoran.
Ia melanjutkan, jeruk nipis sudah lama dipakai sebagai obat batuk tradisional, karena mengandung vitamin C yang adalah antioksidan dan antiradang, bersifat antibakteri dan antivirus, juga ekspektoran, antitusif sekaligus mukolitik.
“Herbal lain yang kerap dipakai sebagai obat batuk adalah daun mint, punya manfaat yang mirip dengan jeruk nipis,” kata dr. Inggrid.
Ia memberikan tips,“Cara paling gampang adalah merebus herbal-herbal tersebut. Jangan gunakan alat dari logam (stainless steel), tapi pakailah yang dari alumunium atau gerabah.”
Berbicara mengenai obat batuk non-herbal dan herbal, dr. Inggrid menerangkan bahwa obat batuk non-herbal itu memiliki efek samping seperti mengantuk, gangguan pencernaan, hingga keluar carian (rinorea) dan penyempitan saluran pernapasan (bronkospasme).
Sementara itu, dr. Inggrid menjelaskan keuntungan menggunakan obat batuk herbal memiliki banyak manfaat. “Berbeda dengan obat batuk non-herbal yang setiap jenis bahannya hanya punya satu jenis khasiat, obat batuk herbal setiap bahannya memiliki multikhasiat dan efek samping yang minimal,” tambahnya.
Chief Business Development and R&D PT Deltomed Laboratories, apt. Drs. Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc., mengatakan, “Di tahun 2022 ini Deltomed terus berkomitmen untuk menjaga kesehatan masyarakat Indonesia. Melalui produk OB Herbal, Deltomed ingin membantu meringankan gejala batuk dan melegakan tenggorokan khususnya di masa pandemi gelombang ketiga ini.”
Drs. Victor menjelaskan OB Herbal sendiri adalah Obat Batuk Herbal dengan sediaan sirup untuk membantu meredakan batuk dan melegakan tenggorokan, karena terbuat dari jahe, jeruk nipis, kencur dan daun mint.
“Keunggulan dari Obat Batuk OB HERBAL adalah sudah tersertifikasi halal dan OHT (Obat Herbal Terstandar), tidak menyebabkan kantuk dan tanpa alkohol karena berbahan dasar herbal. OB Herbal telah mendapatkan Izin Edar dari Badan POM RI. Kini OB Herbal telah menyediakan Obat Batuk anak – anak yaitu OB Herbal Junior dengan rasa madu yang disukai anak-anak dan juga yang aman dikonsumsi oleh anak-anak,” ujarnya.
OB Herbal aman dikonsumsi oleh anak diatas 12 tahun sampai dengan lansia. Orang dewasa dan lansia dapat mengonsumsi 1 sendok takar (15ml) OB Herbal sebanyak 3 kali sehari. Sementara, anak 6 – 12 tahun dapat mengonsumsi OB Herbal Junior 3 sendok takar (10ml) 3 kali sehari.