Cara Menghilangkan Trauma Ketakutan Karena Gempa Pada Anak-anak

Cara Menghilangkan Trauma Ketakutan Karena Gempa Pada Anak-anak
Istimewa

Cara menghilangkan trauma ketakutan karena gempa pada anak-anak berikut ini.

Womenpedia.id – Gempa bumi adalah pergeseran lempeng bumi, yang mengakibatkan goncangan tanah yang ringan hingga kuat secara tiba-tiba. Getarannya mungkin ke samping, ke atas dan ke bawah, atau seperti gelombang, dan dapat terjadi di wilayah yang sangat luas.

Gempa bumi dapat berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa menit dan biasanya dimulai dengan suara gemuruh yang dapat bervolume rendah atau sekeras kereta barang. Gempa bumi terjadi secara tiba-tiba dan tidak dapat diprediksi. Mereka dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun. Sebagian besar gempa bumi ringan dan tidak diperhatikan.

Namun, mereka bisa cukup parah untuk mengakibatkan kerusakan yang luas pada masyarakat, termasuk runtuhnya sekolah, rumah, jembatan, bendungan, jalan raya, dan bahkan gedung-gedung tinggi. Gempa susulan adalah gempa yang terjadi di wilayah yang sama dengan gempa utama, dan hal itu biasa terjadi. Frekuensi gempa susulan tergantung pada besarnya gempa utama.

Read More

Dampak dari gempa bumi selain mengakibatkan kerusakan juga memberikan dampak trauma bagi setiap orang yang mengalaminya, baik dari usia anak-anak hingga orang tua.

Nah, kali ini kami akan menyajikan cara menghilangkan trauma ketakutan karena gempa bumi pada anak-anak. Untuk itu, simak berikut ini:

Cara Menghilangkan Trauma Ketakutan Karena Gempa Pada Anak-anak

Cara Menghilangkan Trauma Ketakutan Karena Gempa Pada Anak-anak
Istimewa

1. Ajak anak bicara

Tidak semua anak menunjukkan rasa khawatir atau ketakutan setelah mengalami gempa, namun bukan berarti mereka tidak merasakannya. Ajak bicara anak dan yakinkan bahwa kondisi mereka akan baik-baik saja. Beberapa anak mungkin takut untuk menangis, namun jelaskan pada anak bahwa merasa takut dan menangis setelah musibah adalah hal yang wajar.

Membiarkan anak mengungkapkan emosinya dapat membantu mereka lebih mudah dalam menghadapi dan mengelola emosinya sendiri. Ketika anak mengenali perasaan yang mereka rasakan, maka akan lebih mudah bagi anak untuk menjalani pemulihan.

2. Yakinkan Mereka

Meyakinkan anak-anak jika mereka akan selalu baik-baik saja. Cara tersebut akan membantu mereka merasa lebih tenang. Hal yang diperlukan adalah komunikasi terbuka. Jangan memarahi mereka saat mereka menangis, karena hal tersebut akan membuat pemulihan pasca trauma menjadi lebih sulit.

3. Jangan paksa anak bicara

Ketika mereka ingin bercerita, jadilah wadah untuk menampung. Namun, ketika mereka hanya ingin berdiam diri, jangan paksa mereka bicara. Terus mendesaknya untuk berbicara hanya akan membuat tingkat stres anak meningkat. Alih-alih menyembuhkan trauma pada anak, mereka bisa saja mengalami gangguan psikologis, seperti depresi.

4. Upayakan anak agar tetap bisa melakukan aktivitas hariannya

Jika kondisi sudah memungkinkan, cobalah untuk mengajak anak melakukan aktivitas yang disukainya seperti bermain. Aktivitas ini dapat mengalihkan pikiran anak dari bencana yang dialami karena muncul rasa takut, cemas, dan resah. Selain itu, aktivitas bermain dapat memotivasi anak untuk tetap semangat dan menjalankan aktivitas seperti biasa walaupun telah mengalami bencana. Aktivitas bermain sangat penting untuk dilakukan terutama pada anak yang berusia 1-3 tahun. Selain itu, dukunglah anak untuk mengikuti aktivitas bermain atau mengajar yang biasanya dilakukan oleh para relawan.

5. Tunjukkan kasih sayang

Setelah menghadapi trauma, anak-anak membutuhkan dukungan moral yang lebih kuat dari sebelumnya. Pastikan untuk selalu memberi anak-anak perhatian dengan meluangkan waktu untuk mereka, menunjukkan kasih sayang dengan sentuhan fisik seperti pelukan dan ciuman. Bentuk perhatian tersebut dapat membuat anak merasa tenang, santai dan lebih nyaman.

Related posts