Virus Mematikan Yang Pernah Menyerang Benua Afrika? Mengenal Ebola Virus

Virus Mematikan Yang Pernah Menyerang Benua Afrika? Mengenal Ebola Virus
Istimewa

Mengenal Ebola Virus, virus mematikan yang Pernah menyerang Benua Afrika.

Womenpedia.id – Penyakit virus ebola (Ebola Virus disease) merupakan penyakit mematikan yang pernah menjadi wabah besar di sebagian benua Afrika. Selain menyerang manusia, virus ebola juga dapat menyerang hewan seperti monyet, simpanse dan gorila.

Hal ini disebebkna oleh infeksi sekelompok virus dalam genus ebolavirus seperti virus ebola spesies ebolavirus, virus sudan spesies sudan spesies sudan ebola virus, Bundubugyo virus spesies Bundibugyo ebolavirus, Virus Reston spesies Reston ebolavirus, Virus Bombali (spesies Bombali ebolavirus, dan Taï Forest virus spesies Taï forest ebolavirus.

Dari beberapa jumlah virus ebola tersebut, hanya 4 virus yang dapat menyerang manusia yakni virus ebola, Taï forest, Sudan, dan Bundibugyo. Virus Reston dapat terjangkit pada primata dan babi, belum ada kasus yang membuktikan virus Reston dapat menyerang manusia.

Read More

Ebola virus ditemukan pertama kali pada tahun 1976 di dekat sungai ebola yang sekarang berubah namanya menjadi Republik Demokratik Kongo. Saat itu, virus ebola telah menginfeksi manusia dan menyebabkan wabah di beberapa negara Afrika. Para ilmuan pun belum meneliti dan mengetahui asal dari virus ini. Namun, jika dilihat dari beberapa virus yang serupa, para ilmuan mempercayai bahwa virus ini ditularkan melalui hewan seperti kelelawar atau primata.

Virus ini menular pertama kalinya melalui kontak langsung dengan darah, jaringan hewan, dan cairan tubuh dari hewan tersebut. Ebola virus ini juga dapat menulai dari manusia ke manusia lainnya, melalui kontak langsung atau cairan tubuh orang yang terinfeksi virus ebola dan orang meninggal akibat virus ini. Selain itu, benda-benda yang berada di sekita pasien ebola pun dapat terkontaminasi virus.

Virus ebola (EVD) ini juga salah satu dari penyakit yang dapat menyebabkan demam berdarah. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ dan dapat terjadi pendarahan di dalam tubuh pasien. Walaupun belum ada kasus virus ini di indonesia, anda harus mewaspadainya dengan melakukan pencegahan yang serupa.

Virus ebola tidak dapat menular melalui udara atau semudah yang anda pikirkan. Virus ini dapat menular melalui darah atau cairan tubuh pasien EVD, tinja, ASI, cairan ketuban, air mani, urin, air liur, benda yang terkontaminasi virus ebola, air mani pria yang telah sebuh atau pernah menderita ebola.

Faktor Risiko Terkena Ebola Virus

Virus Mematikan Yang Pernah Menyerang Benua Afrika? Mengenal Ebola Virus
Istimewa

Jika anda berpergian atau berkunjung ke negara yang memiliki kasus penyakit ebola seperti Sudan, Liberia, Kongo, Guinea, dan masih banyak lagi, anda memiliki risiko yang tinggi terkena virus ini. Sebagai tenaga medis atau orang yang bekerja untuk melakukan perawatan terhadap pasien yang terinfeksi penyakit ebola dapat berisiko terinfeksi ebola, terutama jika anda tidak memakai alat pelindung diri (APD) saat melakukan penanganan pasien.

Merawat pasien ebola atau satu rumah dengan penderita virus ebola hingga mengurus pemakaman pasien yang terinfeksi virus ini juga dapat menjadi risiko yang sangat besar terkena penyakit ini.

Gejala Ebola Virus

Gejala virus ebola (EVD) dapat terlihat atau dirasakan pasien dalam 5 sampai 10 hari setelah terinfeksi virus tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, gejala yang dirasakn akan semakin memburuk, seperti nyeri pada dada, demam, mual, muntah, pendarahan pada mulut, hidung, dan telinga, diare atau BAB (buang air besar) berdarah, mara merah, ruam, berat badan menurun, batuk, menggigil, nyeri pada kepala, cegukan, sakit tenggorokan, sulit saat menelan, hingga sulit bernapas.

Diagnosis Ebola Virus

Virus Mematikan Yang Pernah Menyerang Benua Afrika? Mengenal Ebola Virus
Istimewa

Virus ebola merupakan penyakit yang sulit dideteksi dikarenakan mempunyai gejala yang serupa dengan penyakit lain seperti malaria, flu, dan tifus. Tenaga medis atau dokter biasanya mendiagnosis dengan melakukan tes darah yang bertujuan untuk  mendeteksi antibodi pada pasien yang dibentuk oleh tubuh sebagai respon terhadap virus dan memperlihatkan fungsi-fungsi yang terganggu akibat virus ebola.

Tes darah yang dilakukan antara lain tes fungsi hati, tes fungsi pembekuan darah, dan hitung sel darah. Jika pasien didiagnosa terinfeksi virus ebola, maka pengidap akan diarahkan ke ruangan isolasi untuk meminimalisir terjadinya penularan dan penyebaran virus tersebut.

 

Related posts