Mariam Al-Ijliya, astronom abad ke-10 dari Suriah.
Profi Singkat

Nama Lengkap
Lahir
Aleppo, Suriah
Pekerjaan
Ilmuan
Mariam merupakan salah seorang mujahidah yang sangat sedikit sekali dikisahkan dalam sejarah. Mariam merupakan seorang wanita berprestasi dalam dunia astronomi. Hal ini dikisahkan dalam bibliografi oleh Al Fihrist Ibnu al-Nadim.
Mariam Al Ijliya, astronom abad ke-10 dari Suriah. Bekerja di bawah Emir Aleppo, Mariam mengembangkan dan memproduksi astrolab (instrumen astronomi dan navigasi) dengan sukses besar. Dia sebenarnya adalah Muslim pertama yang membantu membangun astrolabe di dunia Islam pada abad kedelapan dan dikreditkan dengan merancang dan memajukan instrumen.
Meskipun sedikit yang diketahui tentang dia di luar pekerjaannya, dia dinobatkan sebagai wanita luar biasa oleh 1001 Inventions, dan Henry E. Holt menamai asteroid sabuk utama menurut namanya.
Astrolab adalah alat yang berfungsi untuk menentukan posisi bulan, matahari, bintang dan planet.
Umat muslim secara khusus menggunakannya untuk menentukan arah kiblat, waktu shalat dan juga mulainya bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Latar belakang Mariam Al-Ijliya

Melansir TRTWorld (2021), kemampuan Mariam Al-Ijliya dalam mengembangkan astrolab terinspirasi dari ayahnya, yang merupakan seorang insinyur pembuat astrolab bernama Al-Ijliyy.
Dalam membuat Astrolab, ayah Mariam Al-Ijliya belajar dan bekerja di bawah bimbingan Muhammad bin Abdillah Bastulus, pembuat astrolab terkenal di Baghdad dan ilmuwan yang tercatat telah menciptakan astrolab tertua yang masih ada di dunia.
Ayah Mariam Al-Ijliya kemudian suka berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada putrinya secara mendalam yang memilki keingintahuan terhadap Astrolab.
Pada akhirnya, perempuan berdaya ini membuat Astrolab dengan versinya sendiri.
Perempuan Muslim ini membuat perhitungan matematis yang rumit dan presisi, secara bertahap ia menguasai desain Astrolab versinya.
Desain tangan Astrolab perempuan berdaya ini dipandang begitu rumit dan inovatif, mengesankan Sayf Al-Dawla, Emir Aleppo dari tahun 994 M hingga 967 M.
Mariam Al-Ijliya menjadi sangat terkenal karena karyanya, sehingga Sayf Al-Dawla memutuskan untuk mempekerjakannya di istananya di Aleppo.
Penghargaan untuk Mariam Al Ijliya

Meski tak banyak yang menceritakan kisah hidup Mariam Al Ijliya, seorang astronom dari Amerika Henry E. Holt, mengabadikan Mariam dengan memberik nama Astroid yang ada di sabuk utama dengan nama 7060 Ijliya. Hal ini Henry lakukan saat sedang melakukan penelitian Utama Asteroid di Obsevatorium Palomar.
Nama Ijliya merupakan bentuk penghargaan bagi Marian sebagai ilmuan muslimah pembuat astrolab.
Selain itu, seorang penulis berdarah Nigeria dan Amerika bernama Nnedi Okorafor memberikan penghargaan pada Mariam dengan menuliskan novel berjudul ‘Binti’ dan menjalin tokoh utama cerita seputar Mariam. Novel ini telah mendapatkan penghargaan Nebula.
Mariam akan menjadi inspirasi bagi para wanita muslimah yang ingin mengejar citanya menjadi seorang ilmuan atau bahkan astronom hebat. Tetap bercita-cita dan berusah mewujudkannya ya sahabat muslimah, tentu untuk menjadi orang yang bermanfaat di dunia.