Womenpedia.id – Menyuarakan hak dan pendidikan perempuan di Pakistan ibarat bersiap menghadapi kematian yang siap mengintainya kapan pun. Namun, gadis ini tidak gentar, Malala Yousafzai yang kala itu baru berusia 15 tahun pernah ditembak kepalanya oleh kelompok bersenjata Taliban.
Bongkar Kekejaman Taliban, Malala Ditembak
Sejak usia 11 tahun, rupanya Malala-menggunakan nama samaran-menjadi koresponden BBC Urdhu.
Gadis ini selalu melaporkan kekejaman Taliban yang di daerah kekuasan kelompok bersenjata itu di Pakistan. Tuduhan subversif dialamatkan padanya. Tidak heran, bila identitasnya terbongkar dan ia menjadi incaran kelompok tersebut.
Ketika Malala berusia 15 tahun, tepatnya pada 9 Oktober 2012, ia diserang di dalam bus sekolah yang tak jauh dari kediamannya di kota Swat, basis kelompok militan Taliban.
Akibat dari serangan tersebut, peluru bersarang di kepalanya dan sebagian tengkorak kepala Malala diangkat demi menyelamatkan nyawanya.
Setelah menjalani masa kritis di rumah sakit militer di Pakistan, Malala dirawat intensif di Inggris dan selanjutnya menetap di Birmingham, Inggris.
Berpidato Suarakan Hak Perempuan
Malala Yousafzai merupakan sulung dari pasangan Ziauddin dan Tor Pekai Yousafzai. Ia memiliki dua adik laki-laki. Ia lahir pada pada 12 Juli 1997 di Mingora, kota terbesar Lembah Swat, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.
Lembah Swat merupakan destinasi wisata populer karena festival musim panas. Namun, sejak Taliban berkuasa ketika Malala berusia 10 tahun, perempuan dilarang bersekolah dan berkegiatan budaya. Bahkan, Taliban telah menghancurkan sekitar 400 sekolah.
Sebelum penembakan terjadi, Malala menyuarakan perlawan terhadap kelompok tersebut dengan mendesak kaum perempuan untuk bersekolah pada tahun 2008.
Malala berpidato di Peshawar dengan mengangkat judul “Betapa Beraninya Taliban Merampas Hak Dasar untuk Bersekolah”.
Ia memakai nama pena Gul Makai. Blog tersebut sebagai media untuk menceritakan hidupnya yang berada di bawah ancaman Taliban.
Ketika terjadi perang Pakistan melawan Taliban meletus pada 2009, dan Malala menjadi pengungsi di negaranya dan mencari lokasi aman yang jauhnya ratusan kilometer.
Suara Malala Yousafzai rupanya berujung pada dirinya masuk dalam nominasi penghargaan Nobel Perdamaian Anak Internasional pada 2011. Pada tahun yang sama, dia mendapat penghargaan Pakistan’s National Youth Prize. Setelah selamat dari penembakan, Malala Yousafzai makin gencar menyuarakan hak-hak perempuan untuk melawan Taliban.
Pada 2013, dia melakukan pidato untuk PBB dan menerbitkan buku pertamanya berjudul “I am Malala”. Setahun kemudian, Malala Yousafzai menyabet Penghargaan Nobel Perdamaian saat dia berusia 17 tahun. Malala menjadi orang termuda yang meraih penghargaan tersebut.
Mendirikan Malala Fund
Semangat memperjuangan hak kaum perempuan dibuktikan Malala dengan studi di Universitas Oxford. Selain itu, bersama sang Ayah, Ziauddin, ia mendirikan Malala Fund.
Malala berharap bahwa melalui organisasi nirlaba tersebut, seluruh gadis di seluruh dunia memperoleh akses pendidikan bebas intimidasi.
Proyek pendidikan dari Malala Fund tersebar di enam negara dan bekerja sama dengan pemimpin dunia.
Bersekolah di Inggris
Pada 29 Maret 2018, Malala Yousafzai kembali ke Pakistan untuk pertama kalinya sejak serangan brutal pada 2012.
Dia bertemu dengan Perdana Menteri Shahid Khawan Abbasi dan menyampaikan pidato yang emosional.
Selama kunjungan empat hari itu, Malala Yousafzai mengungkapkan kerinduan terhadap Tanah Airnya.
Malala Yousafzai lalu diterima kuliah di Universitas Oxford, Inggris. Dia lulus pada Juni 2020 saat berusia 22 tahun. Ia merupakan lulusan Filsafat, Politik dan Ekonomi dari Universitas Oxford, Inggris.
Malala Menikah dengan Asser
Malala Yousafzai mengumumkan pernikahannya di media sosial, Selasa, 9 November 2021.
Perempuan yang kini tinggal di Inggris telah menikah dengan pria bernama Asser di kota Birmingham, Inggris, dan merayakannya di rumah bersama keluarga mereka.
Pria yang dinikahinya adalah seorang manajer umum Pusat Kinerja Dewan Kriket Pakistan.
Pernikahannya ini agak mengejutkan karena Juli tahun ini, Malala mengatakan kepada majalah Vogue Inggris bahwa dia tidak yakin apakah dia akan menikah.