Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia 2021.
Womenpedia.id – Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia atau Wildlife Conservation Day diperingati setiap tanggal 4 Desember. Tujuan peringatan ini adalah harapan semakin banyak masyarakat dunia yang sadar akan pentingnya alam liar sebagai habitat asli berbagai spesies flora dan fauna di bumi. Salah satu semangat dalam hari itu yakni melindungi satwa langka.
Sejarah Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia

Peringatan ini merupakan inisiatif dari Hillary Clinton ketika menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama di periode pertama. Dalam sebuah seminar yang membahas tentang Perdagangan Hewan Liar dan Konservasi di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat yang diadakan pada tanggal 8 November 2012, Hillary menyatakan bahwa perdagangan satwa liar adalah salah satu isu besar yang dihadapi dunia.
Hillary menyatakan bahwa keberadaan satwa tidak bisa dipabrikasi. Bila sudah punah maka tak ada cara untuk menciptakannya kembali. Punahnya satwa bisa mengakibatkan rusaknya ekosistem dan rantai makanan. Dengan masalah perdagangan satwa liar yang semakin marak, kondisi sama dengan mencuri kekayaan lingkungan hidup dari generasi mendatang.
Inilah yang menjadi alasan kampanye khusus, yaitu Hari Konservasi Kehidupan Liar secara global pada 4 Desember. Peresmian ini disambut dengan sangat baik oleh berbagai organisasi yang berkepentingan, misalnya WWF.
Selain itu, organisasi non profit, swasta, dan pemerintahan lain juga mendukung dan berpartisipasi dalam peringatan setiap tahun di negara masing-masing.
Peringatan Hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia
Biasanya diperingati dengan berbagai acara, misalnya seminar dan pameran pendidikan tentang perlindungan satwa liar.
Melindungi Satwa Liar
Sejak 2012, 4 Desember telah diperingati sebagai Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia. Dilansir dari laman discovery berikut adalah beberapa fakta tentang spesies yang saat ini ditetapkan sebagai sangat terancam punah. Hari Konservasi Margasatwa Dunia keluar dari janji Departemen Luar Negeri AS untuk melindungi hewan liar dengan mendorong perlindungan bagi spesies di seluruh dunia.
1. Gorila Dataran Rendah Barat
Berasal dari Afrika, spesies ini hidup di hutan hujan yang paling terpencil dan lebat, sehingga jumlah pastinya tidak diketahui. Penurunan spesies ini karena perburuan dan penyakit dan kemungkinan akan memakan waktu hampir satu abad untuk pulih.
2. Penyu sisik
Spesies ini terutama hidup di perairan tropis di sekitar terumbu karang dan merupakan bagian penting dari menjaga ekosistem tersebut.
3. Gajah Sumatera
4. Porpoise Tanpa Sirip Yangtze
Sungai Yangtze pernah menjadi rumah bagi dua spesies lumba-lumba, lumba-lumba tanpa sirip dan lumba-lumba Baiji. Lumba-lumba Baiji benar-benar punah, dan kurang dari 2.000 Porpoise Tanpa Sirip Yangtze tetap ada.
5. Orangutan Sumatera
Hanya tersisa sembilan populasi liar orangutan sumatera yang tersisa di seluruh pulau sumatera.
6. Gorila Dataran Rendah Timur
Sub-spesies gorila ini terancam punah karena kerusuhan sipil di Republik Demokratik Kongo, yang menyebabkan mamalia ini terancam perburuan.
7. Macan Tutul Amur
8. Badak hitam
Pada abad ke-20, populasi badak hitam menurun hingga 98%. Meskipun masih terancam punah, spesies ini mencapai 5.600 hari ini dari 2.500 yang suram karena upaya untuk mencegah perburuan liar.
9. Orangutan Kalimantan
Spesies ini adalah penghuni hutan dan telah kehilangan 55% habitatnya dalam 20 tahun terakhir karena deforestasi.