Khaulah Binti Azur, Si Pedang Allah dari Kaum Perempuan.
Profil Singkat
Nama
Khaulah Binti Azur
Dilahirkan
Semenanjung Arab
Wafat
639, Bilad Al-Syam
Kesetiaan
Khulafah Rasyidin
Layanan / cabang
Tentara Rasyidin
Masa kerja
629–636
Pertempuran/perang
- Pertempuran Sanita al-Uqab (634)
- Pertempuran Ajnadayn (634)
- Pertempuran Yarmuk (636)
Khaulah binti Azur atau yang lebih dikenal dengan kesartia berjubah hitam. Saat perang dengan pasukan kafir romawi, saat itu khaulah tiba-tiba datang dengan pakaian serba hitam serba tertutup dan hanya menampakan matanya. Ia memacu kudanya dan menebaskan pedangnya hingga menumbangkan beberapa musuh. Ia pernah ditahan saat perperangan Sahura, namun karena semangat dan kegigihannya, ia berhasil kabur bersama beberapa mujahidah lainnya.
Kehidupan Awal
Khawla kemungkinan lahir pada abad ke-7 dan ayahnya al-Azwar adalah seorang kepala suku Banu Asad. Saudara laki-laki Khawla, Dhiraar, menjadi seorang Muslim setelah Pertempuran Parit. Keluarganya juga termasuk orang yang pertama masuk Islam. Dhiraar adalah seorang pejuang yang sangat terampil dan telah mengajari Khawla semua yang dia ketahui tentang bertarung, mulai dari mempelajari tombak, pertarungan pedang, dan seni bela diri.
Khaulah binti Azur mulanya merupakan seorang petugas medis dan pemasok logistik bagi para kaum muslimin.
Namun, jiwa jihadnya tiba-tiba muncul ketika mendengar bahwa kakaknya yang bernama Bilal bin Azur telah ditawan oleh pasukan kafir Romawi.
Dengan semangat yang membara, Khaulah binti Azur kemudian mengambil pedang dan menunggangi kuda untuk kemudian ikut berperang melawan para pasukan kafir Romawi.
Penaklukan Suriah
Bakatnya pertama kali muncul selama Pertempuran Sanita-al-Uqab pada 634, bertempur selama Pengepungan Damaskus , di mana saudara laki-lakinya Dhirar memimpin pasukan Muslim dan terluka dan ditawan oleh tentara Bizantium. Khalid ibn Walid membawa penjaga mobilnya untuk menyelamatkannya. Khawlah menemani tentara dan menyerbu barisan belakang Bizantium sendirian. Dalam baju besi dan pakaian longgar khas prajurit Arab dia tidak diakui sebagai seorang wanita, sampai dia ditanya oleh Khalid tentang identitasnya.
Dalam Pertempuran Ajnadin , Khawlah menemani pasukan Muslim untuk memberikan perawatan medis kepada tentara yang terluka. Setelah saudara laki-lakinya Diraar ditangkap oleh pasukan Bizantium , Khawlah mengambil baju zirah, senjata, dan kuda kesatria, membungkus dirinya dengan selendang hijau. Dia melawan batalion Bizantium , yang menyerang tentara Muslim. Khalid bin Walid, pemimpin pasukan Muslim, memerintahkan tentaranya untuk menyerang Bizantium Banyak tentara Muslim mengira Khawlah adalah Khalid sampai Khalid muncul. Tentara Muslim mengalahkan Bizantium , yang melarikan diri dari medan perang. Khalid memerintahkan pasukannya untuk mengejar Bizantium yang melarikan diri. Setelah dilakukan penggeledahan, para tahanan Muslim itu ditemukan dan dibebaskan.
Selama Pengepungan Damaskus, Khaula dibawa sebagai tawanan perang oleh pasukan Bizantium.
Banyak dari kawan-kawan muslimah itu menjadi putus asa dan bingung harus berbuat apa sehingga kaula pun hadir memberikan motivasi kepada mereka
Khaulah pun berkata” kalian yang berjuang di jalan Allah apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? mau menjadi budak bagi orang-orang kafir? di mana harga diri kita sebagai seorang wanita dan di mana harga diri kita untuk mendapatkan surga Allah?”
Sontak berkat mendengar dorongan motivasi dari kaulah akhirnya para tawanan tersebut mampu melawan hingg mereka berhasil melarikan diri dari tempat ditahan.