Kampanye 10 Jari, Bantu Deteksi Kanker Ovarium Lebih Dini

Ilustrasi kanker ovarium (Foto: myDr.com.au)_Womanspedia
Ilustrasi kanker ovarium (Foto: myDr.com.au)_Womanspedia

Kanker Ovarium merupakan salah satu silent killer bagi kaum hawa. Sebab, tidak menunjukkan gejala apapun di stadium awal. Justru, karena itulah Kampanye 10 Jari sebagai cara untuk mengedukasi masyarakat mengenai enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium.

Womenpedia.id – Berdasarkan data terakhir dari Global Burden of Cancer Study (Globocan), pada tahun 2020 Indonesia mencatat 14.896 kasus baru kanker ovarium. Hal tersebut membuat kanker ovarium menempati urutan lima teratas dari kanker yang khusus terjadi pada perempuan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa satu dari 78 wanita berisiko menderita kanker ovarium dalam hidup mereka.

The Silent Killer

Diakui oleh Dr. dr. Brahmana Askandar, SpOG(K), K-Onk selaku Ketua HOGI mengatakan bahwa “Kanker ovarium merupakan salah satu kanker yang dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala apapun di stadium awal.

“Hanya 20% dari kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal. Jika ditemukan lebih dini, 94% pasien dapat hidup lebih dari 5 tahun setelah didiagnosis. Untuk itu, penting bagi perempuan di Indonesia untuk mengetahui faktor risiko dan gejala kanker tersebut. Tak hanya itu, saya juga mengimbau para pasien yang telah terdiagnosis dengan kanker ovarium untuk tetap mengontrol kondisi mereka dengan menemui dokter secara rutin dan menemukan terapi yang tepat untuk menghadapi penyakit tersebut agar kualitas hidup mereka semakin baik,” beber Dr. Brahmana dalam Webinar yang bertajuk “Kampanye 10 Jari: Bersama Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium”.

Pentingnya Deteksi Gejala Awal Kanker Ovarium

Selebritis Shahnaz Haque sekaligus survivor kanker ovarium mengisahkan dirinya sebagai penyintas kanker ovarium dan menekankan betapa pentingnya mengindentifikasi gejala awal kanker.

Selebritis Shahnaz Haque sekaligus survivor kanker ovarium (tengah) hadir dalam Webinar “Kampanye 10 Jari: Bersama Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium” (Foto: Istimewa)_Womanspedia
Selebritis Shahnaz Haque sekaligus survivor kanker ovarium (tengah) hadir dalam Webinar “Kampanye 10 Jari: Bersama Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium” (Foto: Istimewa)_Womanspedia

 

“Fokus saya saat ini ingin memperkenalkan enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium, dan menginformasikan berbagai langkah-langkah yang tepat untuk dilakukan pasien yang terdiagnosis. Selain itu, saya juga mengimbau agar keluarga maupun masyarakat turut memberikan dukungan pada pasien secara berkelanjutan untuk melawan kanker ovarium dan bergabung dengan komunitas untuk menemukan pengobatan yang tepat,” kata Shahnaz.

Kampanye 10 Jari

Poster Kampanye 10 Jari (Foto: Istimewa)_Womanspedia
Poster Kampanye 10 Jari (Foto: Istimewa)_Womanspedia

 

Aryanthi Baramuli Putri, Ketua Umum Cancer Information and Support Center (CISC) mengatakan, “Melihat begitu banyak perempuan yang meninggal akibat kanker ovarium, saya percaya bahwa penting sekali bagi semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi secara berkesinambungan dalam upaya promotif, diagnosis, kuratif, rehabilitatif dan paliatif untuk pencegahan penanggulangan kanker yang lebih baik. Tak hanya itu, sebagai komunitas kanker yang sudah ada sejak 2003 di Indonesia, kami juga telah melihat bagaimana para penyintas kanker ovarium dapat bersatu, dan mendukung satu sama lain untuk saling menguatkan dalam melawan penyakit ini.”

Dengan adanya Kampanye 10 Jari ini, semoga ada lebih banyak lagi perempuan di Indonesia yang melakukan deteksi dini dan mengetahui faktor risiko kanker ovarium.

“Kampanye 10 Jari” merupakan salah satu cara untuk mengedukasi masyarakat tentang enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium. Yang termasuk ke dalam enam faktor risiko tersebut adalah: (1) memiliki riwayat kista endometrium; (2) memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan/atau kanker payudara; (3) mutasi genetik (misalnya BRCA); (4) paritas rendah; (5) gaya hidup yang buruk; (6) dan pertambahan usia. Sedangkan empat tanda kanker ovarium adalah: (1) kembung; (2) nafsu makan berkurang; (3) sering buang air kecil; (4) dan nyeri panggul atau perut.

Menurut Rizman Abudaeri, Direktur AstraZeneca Indonesia, diagnosis sedini mungkin dan melakukan pengobatan yang tepat merupakan faktor penting dalam pengobatan kanker ovarium.

“Untuk itu, kami bekerja sama dengan CISC dan HOGI dalam upaya untuk membantu para pasien mendapatkan informasi mengenai diagnosis dini dan langkah-langkah dalam menghadapi kanker ovarium secara tepat. Kami berkomitmen untuk terus memberikan akses terhadap obat-obatan inovatif untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi para pasien termasuk perawatan kanker ovarium di Indonesia,” pungkasnya.

Related posts