Herawati Diah, Sang Peletak Dasar Jurnalisme di Indonesia

Herawati Diah, Sang Peletak Dasar Jurnalisme di Indonesia
Siti Latifah Herawati Diah Pertama Peraih Gelar Sarjana Luar Negeri (Foto: Strategidanbisnis)

Womenpedia.id –  Siti Latifah Herawati Diah merupakan sosok berpengaruh dalam meletakkan dasar jurnalisme di Indonesia, terutama membangun pers Indonesia yang dilandasi nasionalisme dan profesionalisme.

Herawati Diah merupakan merupakan istri dari Burhanuddin Mohammad Diah yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Kabinet Ampera I (1966-1967) dan Menteri Penerangan Ampera II (1967-1968).

Perempuan Pertama Peraih Gelar Sarjana Luar Negeri

Herawati dilahirkan pada 3 April 1917 di Belitung, Hindia Belanda. Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Raden Latip, dokter yang bekerja di Billiton Maatschappij (lulusan sekolah dokter Stovia tahun 1908, membuka praktek di pulau tetangga, sebagai ahli medis sebuah perusahaan tambang timah Belanda) dan Siti Alimah binti Djojodikromo.

Setelah menyelesaikan Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta, Herawati melanjutkan sekolah di American High School di Tokyo, Jepang.

Ia kemudian menuju ke Amerika Serikat untuk belajar sosiologi di Barnard College yang berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York dan lulus pada tahun 1941, dia menjadi perempuan pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar sarjana dari luar negeri.

Menjadi Seorang Jurnalis

Setelah lulus, pada musim panas ia belajar jurnalistik di Universitas Berkeley, California. Sejak saat itu, Herawati mulai menorehkan peran penting dalam dunia pers nasional.

Kemudian pada tahun 1942, Herawati Diah pulang ke Indonesia dan kemudian bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United Press International (UPI). Kemudian ia bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku.

Kemudian, dia menikah dengan Burhanuddin Mohammad Diah atau dikenal B.M. Diah yang kala itu bekerja di koran Asia Raja.

Berbekal ilmu jurnalistik itulah, Herawati membantu mendirikan Harian Merdeka bersama B.M Diah pada 1 Oktober 1945. Koran ini merupakan media komunikasi untuk melawan Belanda dan Sekutu.

Herawati Diah, Sang Peletak Dasar Jurnalisme di Indonesia
Herawati Diah bersama sang suami, Menteri Penerangan Kabinet Bung Karno (Foto: Historia)

Pada tahun 1955, Herawati dan suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Koran itu diterbitkan dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, tahun 1955. The Indonesian Observer bertahan hingga tahun 2001, sementara Harian Merdeka berpindah kepemilikan pada akhir tahun 1999.

Aktif Berorganisasi

Herawati juga mendampingi suaminya yang diangkat sebagai duta besar luar biasa dan berkuasa penuh di Cekoslowakia, kemudian Inggris dan terakhir Thailand dalam periode 1959 hingga 1968.

Selepas dari Bangkok, Thailand, kembali ke Jakarta, Herawati menjadi sebagai istri menteri penerangan karena BM Diah ikut duduk dalam kabinet terakhir Bung Karno.

Selain aktif di dunia pers, Herawati juga aktif di sejumlah organisasi seperti Yayasan Bina Carita Indonesia, Hasta Dasa Guna, Women’s International Club, Gerakan Pemberdayaan Swara Perempuan, Lingkar Budaya Indonesia, Yayasan Bina Carita Indonesia.

Sederet penghargaan juga telah diraihnya, termasuk “Lifetime Achievement” atau “Prestasi Sepanjang Hayat” dari PWI Pusat.

Berpulang

Herawati tutup usia pada usia 99 tahun di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pukul 04.20. WIB pada 30 September 2016.

Di hari yang sama, Wartawan senior sekaligus pejuang pers nasional, Herawati imakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.

Related posts