Gusti Noeroel, Putri Keraton Penentang Poligami

Gusti Noeroel, Putri Keraton Penentang Poligami
Di balik parasnya yang cantik, Gusti Noeroel mengambil sikap untuk menolak poligami

Womenpedia.id –  Cerdas. Berparas ayu. Mahir menari tradisional Jawa. Dialah Gusti Rade Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani atau akrab disapa Gusti Noeroel. Beliau merupakan putri tunggal dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII, nigrat dari Solo dan permasuri Gusti Kanjeng Rantu Timoer, dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pesona sang putri rupanya didambakan oleh tokoh-tokoh besar Indonesia. Sebut saja, Presiden I RI Soekarno, orang nomor satu di Yogya Sultan Hamengkubuwono IX, Perdana Menteri Sutan Sjahrir hingga KSAD Kolonel GPH Djatikusumo.

Namun, dia menolak semua tokoh tersebut dengan alasan tidak mau dipoligami. Bahkan, ia rela menunggu belahan jiwanya hingga usianya mencapai 30-an—usia  di zaman dulu dinilai terlambat menikah—dan akhirnya, dirinya memilih menikah dengan Kepala Inspektorat Kavaleri Angkatan Darat Letnan Kolonel Surjo Sularso.

Kecantikan Diakui di Luar Negeri

Read More

Wajah Gusti Noeroel rupanya masuk majalah legendaris Life terbitan Amerika Serikat edisi 25 Januari 1937. Majalah itu memuat foto Gusti Noeroel yang ketika itu berusia 15 tahun menari di hadapan Ratu Belanda Wilhelmina di Belanda beserta para undangan. Tarian itu merupakan kado pernikahan yang dipersembahkan kepada Putri Juliana dan Pangeran Bernard.

Gusti Noeroel ditemani sang Ayah yang menjadi tamu kenegaraan. K.G.A.P.A.A. Mangkunegoro VII merupakan pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun 1916-1944.

Gusti Noeroel, Putri Keraton Penentang Poligami
Gusti Noeroel saat menari tarian Jawa (Foto: Detik)

Ketika itu tidak ada rombongan dari Mangkunegaran yang membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Noeroel. Praktis, Alunan gamelan dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Soloche Radio Vereeniging (SRV). Siaran tersebut dapat ditangkap dengan jernih di Belanda.

Patut diketahui bahwa SRV di Solo, Jawa Tengah menyiarkan radio pertama kali di Nusantara selama belasan tahun sebelum Indonesia merdeka. Sang Ayah Gusti Noeroel merupakan sosok di balik terbentuknya SRV pada tahun 1937.

Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.

Meninggal Dunia

Gusti Noeroel tutup usia pada usia 94 tahun pada 10 November 2015 di RS Boromeus, Bandung setelah sebelumnya dirawat akibat diabetes yang dideritanya di RS selama dua minggu.

Ia meninggalkan 7 orang anak dan 14 orang cucu dari pernikahannya dengan Soerjo Soejarso. Ketujuh orang anaknya adalah Sularso Basarah, Parimita Wiyarti, Aji Pamoso, Heruma Wiyarti, Rasika Wiyarti, Wimaya wiyarti, dan Bambang Atas Aji.

Related posts