Greta Thunberg, Aktivis Lingkungan Termuda di Dunia

Greta Thunberg, Aktivis Lingkungan Termuda di Dunia
Aktivis iklim Greta Thunberg membahas rencana UE untuk mengatasi darurat iklim (Foto: European Parliament)

Womenpedia.id –  Greta Thunberg merupakan aktivis lingkungan hidup berasal dari Swedia. Namanya masuk dalam daftar “Person of The Year 2019” versi majalah TIME. Sebenarnya seperti apakah kisah sang aktivis remaja ini?

Gerakan “Fridays For Future”

Ia menyadari bahwa perubahan iklim dapat mengubah wajah bumi secara total sejak usianya delapan tahun.

Sayangnya, para pembuat kebijakan gagal mendiskusikan masalah tersebut. Akhirnya, dia mengajak remaja usianya di penjuru dunia untuk melakukan demo untuk peduli perubahan iklim dunia.

Read More

Sesuatu yang mulanya adalah kampanye di media sosial kemudian menjelma menjadi gerakan massal “Fridays for Future”.

Perempuan kelahiran 3 Januari 2008 selalu meninggalkan kelas untuk mengadakan protes di depan gedung parlemen Swedia sejak usia 15 tahun.

Sejak saat itu, ia mulai dikenal sebagai sosok yang memiliki “kekuatan” bersuara untuk mengatasi perubahan iklim.

Pernah Bicara di Mimbar PBB

Pada September beberapa tahun lalu, Greta hadir di konferensi perubahan iklim yang diselenggarakan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York AS.

“Kalian telah mencuri mimpi-mimpi dan masa mudaku dengan janji kosong kalian. Ini salah. Seharusnya saya tidak berada di sini. Seharusnya saya sedang berada di sekolah di belahan dunia lainnya, tapi kalian malah mengandalkan anak muda untuk menjual harapan. Berani-beraninya kalian!” ucapnya lantang di depan para pemimpin dunia.

Dorong Demonstrasi Global

Sikap Greta memperjuangkan lingkungan rupanya menginspirasi banyak pelajar di seluruh dunia. Mereka pun meninggalkan kelas untuk membawa poster-poster yang sarat pesan lingkungan.

Greta Thunberg, Aktivis Lingkungan Termuda di Dunia
Greta saat melakukan demo untuk menyuarakan perubahan iklim (Foto: France24)

Tepatnya, pada 20 September lalu, menjadi momen luar biasa mengumpulkan semua kalangan dari seluruh penjuru dunia beraksi demi lingkungan.

Awal tahun 2019, ia bertemu dengan pemimpin Inggris, mendorong Uni Eropa untuk melupakan Brexit dan berkonsentrasi pada perubahan iklim.

Greta kemudian bergabung dengan kelompok aktivis Extinction Rebellion di London dan mendorong para aktivis muda lainnya untuk melanjutkan kampanye mereka.

Menerima Sejumlah Penghargaan

Pada awal tahun 2019, Greta masuk dalam nominasi penerima Nobel Peace Prize.

Selanjutnya, ia dianugerahi julukan salah satu orang paling berpengaruh di dunia oleh majalah Time pada Mei 2019.

Kemudian, pada  Juni 2019, organisasi hak asasi manusia Amnesty International memberinya penghargaan ‘”Ambassador of Conscience” 2019.

Ia juga menciptakan karya seni musik dengan merekam esai perubahan iklim untuk album baru “The 1975”.

Ia menerima penghargaan “Freedom Prize” dari daerah Normandy di Prancis untuk perannya dalam kampanye perubahan iklim.

Greta juga dijuluki “Game Changer Of The Year” dalam ajang penghargaan GQ Men Of The Year Awards 2019 dan muncul di halaman muka majalah GQ pada Oktober lalu.

Dunia Soroti Perubahan Iklim saat Covid-19

Mereka mendesak pemerintah semua negara untuk menghentikan dampak merusak dari perubahan iklim.

Aktivis remaja GretaThunberg dan sekelompok aktivis lainnya menggelar demonstrasi di depan gedung parlemen di Stockholm, Swedia.

Mereka tergabung dalam kelompok ‘Fridays for Future’ dengan slogan ‘Berhenti membantah, iklim sedang sekarat”.

Ini merupakan aksi pertama mereka sejak pandemi Covid-19 terjadi pada awal tahun.

”Kita harus memperlakukan krisis sebagai krisis. Sesederhana itu,” kata Thunberg seperti dilansir Reuters.

Panitia aksi peduli perubahan iklim mengatakan mereka ingin mengingatkan para politikus bahwa krisis perubahan iklim ini semakin parah.

Ini terjadi di tengah merebaknya pandemi Covid-19. Sejumlah bencana alam yang terjadi belakangan ini dalam skala besar adalah kebakaran di kawasan pantai Barat Amerika Serikat, gelombang panas di Siberia Arktik, dan banjir bandang di Cina.

Demonstrasi ini berlangsung di sekitar 3,100 lokasi. Kondisi pandemi membuat panitia membatasi jumlah pertemuan dan pesertanya. Sejumlah aktivitas protes perubahan iklim ini berlangsung secara online. Di Berlin, ada sekitar 10 ribu orang turun ke jalan dalam aksi protes perubahan iklim ini.

Related posts