Womenpedia.id – Perempuan Indonesia baru memperoleh pendidikan pada awal tahun 1900-an di era Raden Adjeng Kartini dan Raden Dewi Sartika. Namun, ternyata di belahan dunia lain, tepatnya Maroko, Afrika Selatan, telah berdiri Universitas pertama di dunia yang dirintis oleh Fatima Al-Fihri.
Berasal dari Keluarga Bangsawan
Fatima lahir pada tahun 800 masehi di Kairouan Tunisia, Maroko. Ayahnya, Mohammad bin Abdyullah Al-Fihri merupakan pengusaha sukses.
Fatima dan keluarganya kemudian bermigrasi ke kota Fez di Maroko selama pemerintahan Idris II. Kota Fez sendiri merupakan kota Muslim yang memiliki kekayaaan agama dan agama.
Meski kaya raya, mereka tetap peduli terhadap sesama. Tak heran bila Fatima disebut sebagai “Ibu dari anak laki-laki” karena kebiasaannya beramal dan mengasuh anak di bawah bimbingannya.
Fatima tidak pernah mengenyam pendidikan di luar rumah. Justru keluarga tercintanya menjadi madrasah utama yang membentuk karakternya selama ini.
Fatima memiliki kontribusi terhadap perkembangan dunia Islam melalui pendirian Masjid al-Qarawiyyin (al-Karaouine) atau dikenal sebagai Masjid Jami’ al-Syurafa. Pembangunan masjid ini selesai pada awal Ramadhan 245 H atau 30 Juni 859 Masehi. Fatima sendiri yang menyaksikan proses pembangunan, lokasi, hingga arsitekturnya. Sementara itu, Maryam, saudarinya membangun Masjid al-Andalus. Kelak, kedua lokasi tersebut memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Maroko dan Eropa saat itu.
Masjid Bertransformasi Menjadi Universitas
Selama proses pembangunan pada masa pemerintahan Dinasti Idrisiyah dipenuhi kisah-kisah spiritual. Menurut cerita, Fatima berpuasa selama pembangunan berlangsung. Menariknya, seluruh biaya pembangunan berasal dari sumbangan pribadinya.
Keunikan material masjid dari pasir dan air ini berasal dari lokasi masjid berdiri. Hal ini juga menarik para sarjana dan cendekiawan Muslim untuk melakukan kajiam ilmu. Selain itu, penuntut ilmu pun berdatangan dari penjuru Maroko, negara-negara Arab, bahkan penjuru dunia. Dan dalam waktu cepat, Fez disejajarkan dengan pusat ilmu di masa itu seperti Cordova dan Baghdad.
Pada masa al-Murabithi, para ulama ditugasi mengajar di al-Qarawiyyin. Kemudian, sistem pendidikan formal berlangsung di Masjid al- Qarawiyyin pada masa al-Murini. Ketika itu, dibangun banyak unit kelas lengkap dengan fasilitas pengajaran, seperti kursi dan beberapa lemari.
Melahirkan Pemikir-pemikir Dunia
Masjid Al-Qarawiyyin, salah satu masjid terbesar di Afrika Utara, memiliki universitas yang menjadi pusat utama pendidikan tinggi di abad pertengahan di Mediterania. Lembaga pendidikan ini mendahului Masjid Sankore di Timbuktu (didirikan pada 989 M) lebih dari satu abad, dan Universitas Bologna (1088 M) lebih dari dua abad.
Universitas al- Qarawiyyin ternyata melahirkan para pemikir ternama. Sebut saja, pakar matematika Abu al-Abbas az-Zawawi, ahli bahasa Arab dan seorang dokter Ibnu Bajah, serta pemuka dari Mazhab Maliki, Abu Madhab al-Fasi. Termasuk juga Ibnu Khaldun, sosiolog tersohor itu konon juga pernah belajar di kampus ini. Seorang filsuf Yahudi Maimonides (Ibn Maimun) belajar di al-Qarawiyyin di bawah asuhan Abd al-Arab Ibnu Muwashah. Demikian pula, al- Bitruji (Alpetragius).
Non-Muslim juga dipersilakan mengenyam pendidikan sebagai mahasiswa di universitas ini. Salah satunya adalah Gerbert dari Aurillac, yang menjadi Paus Sylvester II. Dia kemudian memperkenalkan angka Arab dan konsep nol ke Eropa abad pertengahan.
Al- Qarawiyyin juga merupakan pusat dialog antara kebudayaan Barat dan Timur.
Masjid Al-Qarawiyyin dan Masjid al-Andalus kemudian bertransformasi menjadi universitas, yang kelak menjadi kiblat dunia pendidikan modern, mulai dari kurikulum, sistem pengajaran, sampai ke urusan simbol akademik.
Hingga kini, pakaian mahasiswa (toga) ala Fatima al-Fitri masih dipakai oleh kampus-kampus di segenap penjuru dunia. Toga yang berbentuk segi empat itu merupakan simbol yang diinspirasi dari bentuk Kakbah di Makkah, sebagai kiblat umat Islam.
Memiliki Perpustakaan Tertua di Dunia
Universitas al-Qarawiyyin dianggap sebagai universitas paling kuno di dunia yang masih beroperasi, mendahului universitas Eropa pertama, menurut UNESCO dan Guinness World Records.
Berpulang
Fatima meninggalkan warisan berharga bagi generasi Muslim di seluruh dunia.
Hingga kini, nama sosok yang wafat pada 266 H/ 880 M itu abadi, sekokoh masjid sekaligus universitas (al-Karaouine).