Womenpedia.id – Catherine II yang Agung merupakan permaisuri Rusia yang mencapai tampuk pimpinan tertinggi Kekaisaran Rusia pada abad 18 dengan masa pemerintahan sejak tahun 1762 hingga tahun 1796.
Catherine memperluas perbatasan kekuasaan Rusia ke Laut Hitam dan Eropa tengah. Dia juga berhasil melakukan modernisasi budaya melalui seni dan pendidikan.
Perjalanan Catherine II
Masa Muda
Catherine yang Agung atau dalam bahasa Rusia disebut Yekaterina Velikaya memiliki nama lahir Sophia Frederike Auguste. Ia dilahirkan di Stettin, Jerman (sekarang Szczecin, Polandia), pada 2 Mei 1729.
Ayahnnya adalah Pangeran Prusia Christian August von Anhalt-Zerbst dan ibunya adalah Putri Johanna Elisabeth dari Holstein-Gottorp.
Sebagai putri bangsawan, ia belajar di rumah dan mempelajari bahasa Prancis, Jerman, sejarah, musik, dan lutheranisme.
Menikah
Dia bertemu calon suaminya, Grand Duke Peter yang dikenal sebagai Peter III ketika dirinya dalam perjalanan menuju Rusia atas undangan Permaisuri Elizabeth, bibi Peter, yang memerintah Rusia setelah melakukan kudeta. Elizabeth tidak menikah dan anak sehingga menunjuk Peter sebagai pewaris takhta Rusia.
Peter, meskipun pewaris Romanov, adalah seorang pangeran Jerman. Ibunya adalah Anna, putri Peter Agung dari Rusia, dan ayahnya adalah Adipati Hostein-Gottorp. Peter the Great memiliki 14 anak dari dua istrinya, hanya tiga di antaranya yang bertahan hingga dewasa. Putranya Alexei meninggal di penjara, dihukum karena merencanakan untuk menggulingkan ayahnya. Putri tertuanya, Anna, adalah ibu dari Grand Duke Peter. Anna meninggal pada 1728 setelah kelahiran putra satu-satunya, beberapa tahun setelah ayahnya meninggal dan ibunya Catherine I dari Rusia memerintah.
Cathrine II menjadi ortodoks dan menikah dengan Grand Duke Peter pada 21 Agustus 1745 ketika dia berusia 16 tahun.
Setelah 9 tahun pernikahan, tepatnya 20 September 1754, Catherine melahirkan putranya bernama Paul.

Namun, kelahiran memunculkan perdebatan, bahwa ayah Paul sesungguhnya adalah Sergei Saltykov, bangsawan Rusia dan anggota pengadilan. Kemudian, ia memiliki putri Anna yang disinyalir ayahnya adalah Stanislaw Poniatowski dan anak ketiganya bernama Alexei merupakan anak dari Grigory Orlov. Meski demikian, ketiga anaknya tercatat sebagai anak-anak dari Peter. Sayang, dia tidak menyukai suaminya dan hanya mengincar mahkota sang suami.
Ketika Czarina Elizabeth meninggal pada akhir tahun 1761, Peter menjadi penguasa sebagai Peter III dan Catherine menjadi permaisuri.
Penggulingan Terhadap Suami
Kaisar Peter III yang baru dilantik mengambil kebijakan untuk mengakhiri perang Rusia dengan Prussia. Tapi kebijakan itu tidak populer bagi militer Rusia. Termasuk juga program reformasi domestik liberal yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan kaum miskin.
Kelompok yang bertolak belakang dengan Kaisar Peter III kemudian berpaling kepada Catherine. Konspirasi pun dibentuk pada Juli 1762.
Dia mengatur penangkapan suaminya. Pada 9 Juli 1762, hanya enam bulan setelah menjadi tsar, Peter turun takhta. Selanjutnya, Catherine dinyatakan sebagai penguasa tunggal atas Rusia. Kudeta tak berdarah itu dinodai oleh pembunuhan terhadap Peter pada 17 Juli 1762 oleh Alexei Orlov, saudara kekasih Catherine bernama Gregory.
Perluasan Wilayah
Pengaruh utama Catherine II adalah memperluas perbatasan Rusia dan melakukan westernisasi yang telah dilakukan pada era Peter yang Agung.
Selama masa pemerintahannya dia memperluas kekaisaran Rusia ke selatan dan ke barat, menambahkan wilayah seperti Krimea, Belarus dan Lituania. Perjanjian dengan Prussia dan Austria memperluas perbatasan Rusia hingga ke Eropa tengah.
Sementara Catherine II menikmati kesuksesan militer yang luar biasa, secara internal negaranya memiliki struktur sosial yang berbahaya.
Pada 1767, pemerintahannya menerbitkan dekrit untuk memodernkan kehidupan penduduk Rusia. Upaya reformasi sosial dan politik melalui dokumen yang disebut “Nakaz”, berisi tentang sistem hukum negara yang harus dijalankan.
Dia melarang hukuman mati dan penyiksaan, sekaligus menyerukan kesetaraan semua orang.
Berkontribusi terhadap Pendidikan dan Seni
Catherine mereformasi pemerintahan kota dan memperluas pendidikan.

Tak hanya itu, ia ingin Rusia sebagai model peradaban, di mana ibu kota St. Petersburg dijadikan pusat budaya utama.
Di kota tersebut, Catherine II mendirikan koleksi seni yang sekarang menjadi Museum Hermitage.
Kematian
Pada pertengahan November 1796, Catherine ditemukan pingsan di lantai kamar mandinya.Dia diperkirakan mengalami stroke. Catherine hanya dapat bertahan sampai malam berikutnya, tetapi tidak pernah sadar. Dia meninggal pada 17 November 1796.
Di Istana Musim Dingin, peti matinya terletak di sebelah mendiang suaminya, Peter III. Putranya, Paul, memerintahkan agar jenazah ayahnya untuk ditempatkan di sana.
Warisan
Orang Rusia senantiasa mengagumi Catherine II karena meningkatkan batas-batas negara dan merampingkan pemerintahannya.
Pada akhir masa pemerintahannya, Rusia telah meluas ke barat dan selatan lebih dari 200.000 mil persegi; provinsi-provinsi telah ditata ulang dan kota-kota direnovasi, diperluas, atau dibangun dari awal; perdagangan telah berkembang; pertempuran militer telah dimenangkan; dan istana kerajaan telah berubah menjadi daya tarik bagi para pemikir terbesar di Eropa.
Ratu yang Agung Terkaya
Catherine II yang Agung dinobatkan sebagai permaisuri dengan kekayaan luar biasa. Ukuran kekayaannya dilihat dari luas daratan yang dicaploknya.
Sebagai penguasa Rusia, ukuran kekayaan telah mencapai USD 1,5 triliun untuk saat ini atau setara 5,4 persen GDP dunia.