BUTET MANURUNG PENDIRI Sokolo Rimba, lembaga pertama di Indonesia yang mengantarkan lebih dari 1500 masyarakat adat untuk dapat mengenyam pendidikan formal
Womenpedia.id – Salah satu cara untuk mengubah nasib melalui pendidikan. Mirisnya, akses pendidikan serba terbatas, terutama di daerah pedalaman Indonesia. Seorang Butet Manurung menjadi sosok “penampar” pendidikan di Indonesia. Bahwa pendidikan bukan soal dapat membaca dan menulis atau sekadar memperoleh banyak uang agar menjadi lebih sejahtera. Namun, bagaimana seseorang dapat memahami dunia.
Pemilik nama lengkap Saur Malina Manurung membeberkan satu contoh kisah Orang Rimba. Mereka tidak bisa membaca dan menulis. Ketika ada oknum yang menyodorkan kertas untuk memintanya melakukan cap jempol. Mereka mengiyakan karena tidak tahu maksud dan tujuan dari kertas tersebut. Ternyata, tulisan di kertas itu “Bapak seutuju menjual tanah itu”. Selanjutnya, buldoser datang dan mengambil semua pohon. Karena itulah akhirnya, banyak sekali masyarakat adat di Indonesia mengisolasi diri demi menghindari masalah tersebut. Padahal, karena mereka tidak paham bagaimana mengatasinya.
Fakta-fakta Butet Manurung
-
Penggagas Sokola Rimba
Sebelum menggagas Sokola Rimba, Butet pernah bekerja sebagai peneliti di Pusat Studi Wanita Universitas Padjajaran. Selain itu, pernah pula ia menjadi pemandu di Taman Nasional. Kemudian, ia bekerja di LSM di bidang konservasi yang berlokasi di Jambi, di mana ketika itu LSM memerlukan antropolog menjadi fasilitator pendidikan pada komunitas Orang Rimba atau komunitas peburu-peramu yang hidup berpindah-pindah (nomaden) pada tahun 1999.
Ketika itu Butet langsung terjun ke hutan dan menemui para Orang Rimba. Ia mengaku memerlukan waktu lebih dari 7 bulan agar Orang Rimba mau menerima kehadirannya. Ketika itu, ada 12 kelompok adat yang tersebar di area hutan seluas 60 ribu hektar dan memerlukan waktu empat hari untuk dapat mengunjungi kelompok-kelompok tersebut.
Beruntung pengalamannya di Palawa Unpad menjadikan dirinya kuat dengan membiasakan diri hidup seperti Orang Rimba. Kegigihannya berbuah manis. Orang Rimba mulai terbuka dan ini pun berhasil menjadi pengajar bagi masyarakat tersebut.
Ia pun menggagas berdirinya Sokola Rimba di tahun 2003. Sesuai namanya, Sokola ini menghadirkan pendidikan bagi Orang Rimba yang tinggal di hutan Bukit Duabelas Jambi waktu itu.
Sokola Rimba menjadi lembaga pertama di Indonesia yang memfokuskan diri pada pendidikan bagi masyarakat adat dan memberikan manfaat kepada lebih dari 15.000 masyarakat adat untuk bisa mengenyam pendidikan formal.
Setelah 18 tahun berlalu, kini Sokola yang telah berubah nama menjadi Sokola Institute itu telah berhasil menjangkau sedikitnya 17 komunitas adat di seluruh Indonesia.
Alumnus Sastra Indonesia Unpad ini dalam pengajarannya menerapkan metode Silabe, di mana memungkinakan anak dapat membaca dalam kurun waktu dua minggu.
2. Diganjar Perbagai Penghargaan
Butet yang bergabung bersama Warsi memberikan pengajaran kepada masyarakat Orang Rimba (Suku Kubu atau Suku Anak Dalam yang mendiami kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi) mendapatkan apresiasi dari perbagai pihak.
Perempuan kelahiran 21 Februari 1972, pada tahun 2004, majalah Time Asia memberinya penghargaan Heroes of Asia. Ia juga dianugerahi Asia Young Leader tahun 2007, Young Global Leader tahun 2009, Ernst and Young Indonesian Social Entrepreneur of the Year 2012. Butet juga mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay Award pada tahun 2014.
3. Diangkat Menjadi Film
Kisah perjuangan Butet Manurung dalam “membangun” Sokola Rimba ini rupanya menginspirasi sutradara terkenal Riri Riza dan produser Mira Lesmana untuk menjadi film dengan judul yang sama “Sokola Rimba” yang dirilis pada 21 November 2013.
Film dengan durasi 1 jam 30 menit ini mengangkat kisah nyata Butet Manurung bersama suku Anak Dalam. Film yang kaya akan nilai pendidikan dan kemanusiaan.
Film yang meraih penghargraan Best Adapted Screenplay dalam Festival Film Indonesia 2014 ini dibintangi oleh Prisia Nasution, Nyungsang Bungo, Rukman Rosadi, dan Nadhira Suryadi.