JAKARTA – Tren “hijau” semakin diminati banyak perusahaan kosmetik. Sebab, saat ini pelanggan membeli produk kosmetik yang mengedapankan produk alami dan ramah lingkungan, dikutip dari hivelife. Seperti apa sajakah tren tersebut?
- Isi Ulang
Banyak dijumpai produk kecantikan Korea yang mulai merilis produk isi ulang, terutama alas bedak isi ulang. Seperti yang dilakukan Amor Pacific Corp mempersilakan konsumennya membawa wadah kosong dan mengisinya di mesin isi ulang. Biaya dikenakan berdasarkan berat. Demikian pula di Australia, Azur Pure Skincare yang memberlakukan pengembalian botol, membeli kantong isi ulang, mengisi wadah komestik melalui mesin isi ulang, bahkan membeli isi ulang dalam jumlah banyak.
- Kosmetik Padat
Lambat lain kosmetik cari kembali menjadi hadir dalam bentuk batang, seperti sampo hingga pembersih wajah. Tidak hanya menghemat ruang penyimpanan di tas atau kamar mandi Anda, tapi sampo batangan itu ramah lingkungan karena setara dengan 10 botol sampo. Diperkirakan tahun 2025, lebih dari 5 miliar orang terkena dampak kekurangan air. Karena itu, Soaper Delights Hong Kong telah membuat sabun tangan, deterjan, sampo berbahan alami dengan kemasan ramah lingkungan. Demikin pula retail kosemtik Inggris, LUSH juga menjual kosmetik padat, mulai dari parfum, alas bedak, pencuci muka, pelembap, serum wajah, dan lain sebagainya.
- Tanpa Air
Bahan termurah untuk produk perawatan kulit adalah air. Sebagian besar produk kosmetik menggunakan 95% air dan menyisikan 5% bahan aktif. Selain itu, penggunaan air berlebihn menyisakan jejak karbon, Oleh karena itu, merek kosmetik Singapura, Bhuman, menjual produk kecantikan tanpa air. Cukup tuangkan bedak ke telapak tangan dan tambahkan air untuk mengaktifkan produk. Merek ini dilengkapi isi ulang dalam botol alumunium untuk mengurangi plastik dan menciptakan mereka lebih ramah lingkungan.
- Produk Mudah Terurai (Biodegradable)
Lebih dari 80% polusi plastik laut berasal dari Asia, di mana hampir 120 miliar unit kemasan berasal dari industri kecantikan. Hanya sekitar 9% merupakan produk daur ulang. Salah satu merek Korea, PURITO menggunakan produk dengan kertas daur ulang. Produk mereka tidak mengandung oxybenzone, bahan berbahaya bagi terumbu karang. Baru-baru ini, PURITO baru saja merilis spons riasan biodegrable pertama di dunia untuk mengurangi limbah.
- Bahan Alami
Bahan kosmetik telah aman dari kulit kita, tapi kini tantangan baru bahwa bahan kosmetik mempengaruhi persediaan air dan laut kita. Selain itu, lebih dari 73.000 produk kosmetik dikaitkan dengan kanker. Berdasarkan statistik tersebut, banyak mereka kosmetik beralih menggunakan bahan alami. Contohnya Balm Botanique, merek kosmetik asal Singapura, yang terkenal dengan pelembap bibir alami dan minyak wajah. Produk yang didirikan Teresa Foo pada tahun 2014 ini menggunakan bahan organik bersertifikat seperti ginseng, hoji berry, perilla, gac, reishi, dan jamur shiitake dan dikemas dalam gelas. Ada pula Coconut Matter adalah merek kosmetik berbasis di Hong Kong yang menggunakan bahan utama minyak kelapa murni ke dalam produk kecantikan mereka seperti deodorant biodegradable, lipstik, lip balm, sabun lulur, dan body balm, mereka juga menggunakan toples kaca dan kaleng aluminium, sehingga pelanggan dapat menggunakannya kembali setelah selesai dengan suatu produk.
- Tinta Kedelai
Diekstrak dari kedelai, tinta kedelai telah menjadi alternatif biodegradable untuk tinta berbasis minyak bumi standar. Diciptakan pada tahun 1970 oleh Asosiasi Surat Kabar Amerika, hari ini, sekitar sepertiga surat kabar Amerika menggunakan tinta kedelai. Selama proses produksi, mereka juga menghilangkan protein yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Dr. Ceuracle’s adalah merek perawatan kulit Korea yang menggunakan tinta kedelai untuk memberi label pada setiap produk karena lebih mudah dihilangkan.